• Home
  • Berita
  • Apa Itu Document Object Model (DOM) JavaScript?

Apa Itu Document Object Model (DOM) JavaScript?

Oleh Ratna Patria
Apa Itu Document Object Model (DOM) JavaScript? 1

Saat membangun aplikasi web, kita sering menggunakan JavaScript untuk mengubah tampilan dan perilaku halaman secara dinamis. Tapi bagaimana JavaScript bisa melakukan itu? Jawabannya terletak pada Document Object Model. Tanpa Document Object Model, halaman web akan tetap statis tanpa adanya perubahan setelah dimuat oleh browser. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang DOM, bagaimana cara kerjanya, serta bagaimana JavaScript menggunakannya untuk mengontrol halaman web secara dinamis.

Apa Itu Document Object Model?

Document Object Model adalah representasi berbasis objek dari struktur dokumen HTML atau XML yang memungkinkan JavaScript untuk berinteraksi dan memanipulasi elemen-elemen di dalamnya.

Ketika sebuah halaman web dimuat, browser akan mengonversi dokumen HTML menjadi struktur Document Object Model yang bisa dimanipulasi secara langsung oleh JavaScript. DOM, elemen dalam halaman web dapat diakses layaknya objek dalam sebuah skrip.

Document Object Model
Sumber: Freepik

Tanpa adanya Document Object Model, kita tidak bisa mengubah teks, warna, atau tata letak elemen setelah halaman selesai dimuat. DOM memungkinkan JavaScript untuk berinteraksi dengan elemen HTML secara dinamis, memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna.

Mengapa Document Object Model Penting?

Penggunaan Document Object Model dalam JavaScript memiliki peran krusial dalam pengembangan web modern. Tanpa Document Object Model, halaman web akan tetap statis tanpa adanya perubahan setelah dimuat oleh browser. Dengan adanya DOM, JavaScript dapat mengontrol dan memanipulasi elemen HTML untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih interaktif. Berikut beberapa alasan mengapa Document Object Model sangat penting:

  • Mengubah Konten Secara Dinamis – DOM memungkinkan kita untuk mengubah teks, gambar, atau elemen HTML lainnya secara real-time tanpa perlu me-reload halaman. Dengan JavaScript, kita bisa memperbarui informasi secara langsung sesuai dengan input pengguna atau respons dari server. Misalnya, kita bisa mengganti teks paragraf berdasarkan data yang diambil dari API tanpa harus memuat ulang seluruh halaman. Ini membuat Document Object Model sangat berguna dalam membangun aplikasi web modern yang cepat dan dinamis.
  • Memanipulasi Struktur HTML – Dengan DOM, kita bisa menambahkan, menghapus, atau mengganti elemen HTML sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Misalnya, kita bisa membuat daftar tugas (to-do list) yang memungkinkan pengguna menambah dan menghapus item secara langsung di halaman tanpa melakukan refresh. JavaScript menggunakan Document Object Model untuk menambahkan elemen baru ke dalam struktur halaman atau bahkan menghapus elemen yang sudah tidak diperlukan. Fleksibilitas ini sangat penting dalam membangun aplikasi berbasis web yang lebih responsif dan mudah dikelola.
  • Menyesuaikan Gaya Halaman (CSS) – JavaScript dapat mengakses dan mengubah properti CSS melalui DOM, memungkinkan perubahan tampilan elemen secara dinamis. Misalnya, kita bisa mengubah warna teks, menyesuaikan ukuran font, atau menambahkan animasi berdasarkan aksi pengguna. Dengan menggunakan DOM, kita juga bisa mengaktifkan mode gelap (dark mode) atau mengubah tata letak halaman sesuai preferensi pengguna. Kemampuan ini membuat pengalaman pengguna lebih menarik dan interaktif tanpa perlu menulis ulang seluruh stylesheet.
  • Menangani Interaksi Pengguna – DOM digunakan untuk menangani berbagai event yang terjadi dalam halaman web, seperti klik tombol, input teks, atau pergerakan mouse. JavaScript dapat mendeteksi interaksi ini dan memberikan respons yang sesuai, seperti menampilkan notifikasi atau menyembunyikan elemen tertentu. Misalnya, dengan DOM, kita bisa membuat fitur validasi form yang akan menampilkan pesan kesalahan jika pengguna tidak mengisi data dengan benar. Dengan menangani event menggunakan Document Object Model, pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan website menjadi lebih responsif dan menarik.
  • Memudahkan Pengembangan Aplikasi Web – Hampir semua aplikasi berbasis JavaScript, termasuk SPA (Single Page Applications), sangat bergantung pada DOM untuk berfungsi dengan baik. Framework populer seperti React, Vue, dan Angular menggunakan konsep Virtual DOM untuk meningkatkan efisiensi dalam memanipulasi halaman web. Tanpa Document Object Model, pengembang harus menulis ulang seluruh halaman setiap kali ada perubahan kecil, yang akan memperlambat kinerja aplikasi. Dengan DOM, pengembangan aplikasi web menjadi lebih cepat, mudah, dan lebih efisien dalam mengelola perubahan data secara dinamis.
Baca Juga:  Mempelajari Cara Membuat Website Dengan PHP Untuk Pemula

Bagaimana Cara Kerja Document Object Model?

Saat browser memuat halaman web, HTML yang tertulis dalam kode akan dikonversi menjadi DOM. Struktur DOM berbentuk hierarki pohon (tree structure), di mana setiap elemen HTML dianggap sebagai sebuah node atau objek. Setiap elemen dalam dokumen dapat dimanipulasi menggunakan JavaScript, termasuk mengubah teks, menambah atau menghapus elemen, serta mengubah atribut dan gaya (CSS).

Browser secara otomatis membuat representasi DOM dari dokumen HTML yang sedang dimuat, memungkinkan developer untuk mengakses dan mengontrol struktur halaman secara dinamis. Proses ini memungkinkan pengembang untuk membangun aplikasi web yang lebih interaktif dan responsif tanpa harus me-reload seluruh halaman.

Misalnya, jika kita memiliki kode HTML berikut:

Document Object Model

Document Object Model

Ketika halaman ini dimuat, browser akan membentuk struktur DOM yang dapat diakses melalui JavaScript. Dengan menggunakan DOM, kita bisa mengubah teks <h1> saat tombol diklik. Saat tombol ditekan, JavaScript akan menargetkan elemen dengan id=”judul” dan mengubah teksnya secara langsung tanpa perlu memuat ulang halaman.

Hal ini menunjukkan bagaimana DOM memungkinkan pengembang untuk memanipulasi konten web secara dinamis, sehingga meningkatkan pengalaman pengguna dan memberikan interaktivitas yang lebih baik dalam aplikasi berbasis web.

Document Object Model
Sumber: Freepik

Metode untuk Mengakses Elemen Document Object Model

JavaScript menyediakan berbagai metode untuk mengakses elemen dalam DOM. Dengan metode ini, pengembang dapat mengambil elemen tertentu berdasarkan id, class, tag, atau atribut lainnya. Pemahaman tentang cara mengakses elemen DOM sangat penting karena merupakan langkah awal dalam memanipulasi struktur dan konten halaman web secara dinamis.

Berikut beberapa metode yang sering digunakan dalam DOM beserta contohnya:

Baca Juga:  Ini Alasan Debugging Adalah Proses Penting Dalam Pemrograman

1. getElementById() – Mengakses Elemen dengan ID

Metode ini digunakan untuk mengambil elemen berdasarkan atribut id dalam HTML. ID harus bersifat unik dalam satu halaman, sehingga metode ini hanya akan mengembalikan satu elemen. Metode ini sangat berguna ketika kita ingin menargetkan elemen tertentu dengan cepat dan langsung.

2. getElementsByClassName() – Mengakses Elemen dengan Class

Jika ingin mengambil beberapa elemen sekaligus berdasarkan class, metode ini bisa digunakan. Karena class dapat dimiliki oleh banyak elemen, metode ini akan mengembalikan koleksi (HTMLCollection) yang harus diakses menggunakan indeks atau dengan perulangan.

3. getElementsByTagName() – Mengakses Elemen Berdasarkan Nama Tag

Metode ini memungkinkan kita mengambil semua elemen dengan tag tertentu, seperti <p>, <div>, atau <li>. Metode ini berguna ketika kita ingin mengakses semua elemen dari jenis yang sama tanpa harus menetapkan ID atau class.

4. querySelector() – Mengakses Elemen dengan Selektor CSS

Metode ini lebih fleksibel karena memungkinkan kita mengambil elemen berdasarkan selektor CSS seperti #id, .class, atau elemen tertentu. Metode ini hanya mengembalikan satu elemen pertama yang cocok dengan selektor yang diberikan.

5. querySelectorAll() – Mengakses Beberapa Elemen dengan Selektor CSS

Jika ingin mengambil semua elemen yang sesuai dengan selektor CSS, gunakan metode querySelectorAll(). Metode ini mengembalikan NodeList yang bisa diakses dengan indeks atau melalui perulangan.

Baca Juga:  Mengenal Tren Database Modern dan Teknologi Pendukungnya

Tantangan dalam Menggunakan Document Object Model

Meskipun Document Object Model memberikan fleksibilitas bagi pengembang dalam memanipulasi elemen halaman web, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Jika tidak dikelola dengan baik, penggunaan DOM yang berlebihan dapat menyebabkan performa aplikasi menurun dan mengakibatkan pengalaman pengguna yang buruk. Oleh karena itu, penting bagi pengembang untuk memahami tantangan-tantangan yang mungkin muncul ketika bekerja dengan DOM, agar dapat mengoptimalkan penggunaannya secara lebih efisien. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering dihadapi dalam pengelolaan Document Object Model:

  • Kinerja Lambat jika Terlalu Banyak Manipulasi DOM – Mengubah terlalu banyak elemen dalam Document Object Model secara langsung dapat memperlambat performa aplikasi, terutama jika perubahan dilakukan berulang kali dalam waktu singkat. Setiap kali elemen diubah, browser harus melakukan perhitungan ulang terhadap tata letak halaman, yang dapat meningkatkan waktu rendering dan memperlambat interaksi pengguna. Masalah ini semakin terasa pada aplikasi web yang memiliki banyak elemen interaktif, seperti daftar data yang terus diperbarui atau animasi berbasis Document Object Model. 
  • Reflow dan Repaint Berlebihan – Setiap kali elemen HTML dalam Document Object Model dimodifikasi, browser harus memperbarui tampilan halaman melalui proses yang disebut reflow dan repaint. Reflow terjadi ketika perubahan elemen mempengaruhi tata letak keseluruhan halaman, sementara repaint terjadi ketika elemen hanya mengalami perubahan tampilan seperti warna atau bayangan tanpa mengubah struktur tata letaknya. Jika terlalu banyak perubahan yang dilakukan dalam satu waktu, browser akan terus melakukan reflow dan repaint, yang dapat menyebabkan lag atau keterlambatan dalam rendering halaman. 
  • Kesulitan Mengelola State dalam Aplikasi Besar – Pada aplikasi yang kompleks, pengelolaan state yang buruk dalam Document Object Model dapat menyebabkan bug, inkonsistensi tampilan, atau bahkan membuat aplikasi menjadi sulit dikelola. Setiap perubahan pada elemen dalam Document Object Model harus dikelola dengan baik agar tidak bertabrakan dengan interaksi pengguna atau data yang sedang diperbarui. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa setiap komponen dalam aplikasi memiliki akses ke informasi terbaru tanpa harus memperbarui seluruh halaman. 
Document Object Model
Sumber: Freepik

Website Dinamis dengan DOM

Document Object Model (DOM) adalah struktur berbasis objek yang memungkinkan JavaScript untuk mengakses dan mengubah elemen dalam halaman web secara dinamis. Tanpa Document Object Model, pengembang web tidak bisa membuat situs yang interaktif dan responsif.

Menggunakan Document Object Model, kita bisa mengubah teks, mengelola event, memodifikasi tampilan, dan bahkan menambah atau menghapus elemen HTML. Dengan memahami cara kerja Document Object Model, pengembangan aplikasi berbasis JavaScript akan menjadi lebih mudah dan efisien.

Jika kamu ingin membangun aplikasi berbasis JavaScript yang memerlukan performa tinggi, pastikan menggunakan VPS Murah agar proyekmu berjalan dengan optimal!

Ratna Patria

Hi! Ratna is my name. I have been actively writing about light and fun things since college. I am an introverted, inquiring person, who loves reading. How about you?


Berlangganan Artikel

Dapatkan artikel, free ebook dan video
terbaru dari DomaiNesia

{{ errors.name }} {{ errors.email }}
Migrasi ke DomaiNesia

Migrasi Hosting ke DomaiNesia Gratis 1 Bulan

Ingin memiliki hosting dengan performa terbaik? Migrasikan hosting Anda ke DomaiNesia. Gratis jasa migrasi dan gratis 1 bulan masa aktif!

Ya, Migrasikan Hosting Saya

Hosting Murah

This will close in 0 seconds