• Home
  • Berita
  • CPA vs CPI: Memahami Penawaran dalam Dunia Affiliate Marketing

CPA vs CPI: Memahami Penawaran dalam Dunia Affiliate Marketing

Oleh Argadahana
CPI adalah

Halo DomaiNesians! Pernahkah kamu bingung memilih antara CPA dan CPI dalam affiliate marketing? Kedua model ini sangat populer, namun seringkali membingungkan bagi pemula. CPI adalah model yang paling banyak digunakan oleh pengiklan aplikasi mobile, sedangkan CPA lebih umum dan bisa digunakan untuk berbagai jenis penawaran. Lantas, bagaimana cara menentukan mana yang lebih tepat untuk strategi marketing kamu?

Di artikel ini, kami akan membahas perbedaan mendasar antara CPA dan CPI, serta membantu kamu memahami kapan sebaiknya memilih masing-masing model. Dengan insight yang tepat, peluangmu untuk bikin kampanye affiliate marketing yang efisien dan profitabel bakal lebih besar.

CPI adalah
Sumber: Canva

Apa Itu CPA (Cost Per Action)?

CPA (Cost Per Action) adalah model pembayaran dalam affiliate marketing di mana pengiklan membayar affiliate marketer hanya ketika pengguna melakukan tindakan tertentu setelah mengklik iklan, seperti mendaftar ke sebuah layanan atau menyelesaikan pembelian. Kalau CPC (Cost Per Click) hanya menghitung jumlah klik, CPA menekankan pada hasil nyata berupa aksi spesifik yang diinginkan pengiklan.

Model ini menawarkan fleksibilitas tinggi bagi pengiklan dan affiliate marketer, karena mereka bisa memilih berbagai jenis aksi yang menjadi fokus kampanye. CPA juga sering digunakan dalam berbagai jenis kampanye, mulai dari pemasaran aplikasi, promosi produk, hingga layanan berbasis langganan. Dengan berbagai opsi tindakan yang bisa diambil, model ini memungkinkan affiliate marketer untuk memilih penawaran yang paling sesuai dengan audiens mereka.

Apa Itu CPI (Cost Per Install)?

CPI adalah sistem pembayaran iklan yang mengharuskan pengiklan membayar setiap kali aplikasi berhasil dipasang lewat link promosi. Dalam dunia aplikasi mobile, CPI adalah model yang sangat populer karena memberikan hasil yang sangat terukur. setiap install langsung dikaitkan dengan pendapatan untuk affiliate marketer.

Tidak seperti CPA yang fleksibel mencakup banyak jenis aksi, CPI lebih terfokus pada promosi aplikasi mobile. Pengiklan hanya membayar setelah aplikasi diinstal oleh pengguna, sehingga lebih mudah untuk mengukur ROI (Return on Investment) dari kampanye. Untuk affiliate marketer, model ini sering kali menawarkan potensi pendapatan yang lebih tinggi, terutama jika mereka memiliki audiens yang aktif menggunakan aplikasi baru. 

Perbedaan Utama Antara CPA dan CPI

Meskipun kedua model ini berfokus pada hasil, ada beberapa perbedaan mendasar antara CPA dan CPI yang perlu dipahami lebih dalam. CPI adalah model yang mewajibkan pengiklan membayar setiap kali aplikasi mereka berhasil dipasang setelah pengguna menekan link kampanye. Artinya, CPI adalah model yang berfokus pada aplikasi mobile, di mana tindakan yang diinginkan hanyalah instalasi aplikasi.

Baca Juga:  Revolusi Cloud Computing di Industri Film, Wajib Tahu!

Sedangkan CPA bisa meliputi beragam konversi, mulai dari pembuatan akun, transaksi pembelian, hingga tindakan spesifik lain sesuai tujuan kampanye. Dalam hal ini, CPA adalah model yang lebih fleksibel karena dapat digunakan untuk berbagai tujuan pemasaran, tidak terbatas hanya pada aplikasi mobile. Jadi, CPI adalah pilihan ideal kalau tujuan utamamu mendorong instalasi aplikasi, sementara CPA lebih pas buat target yang berhubungan dengan konversi non-aplikasi.

Bagi affiliate marketer, memilih antara CPA dan CPI bergantung pada audiens yang mereka targetkan. Jika kamu memiliki audiens yang cenderung banyak mengunduh aplikasi baru, CPI adalah model yang dapat memberikan pendapatan lebih cepat dan terukur. Di sisi lain, jika audiensmu lebih beragam dalam jenis tindakan yang mereka lakukan, seperti pembelian atau pendaftaran, CPA bisa lebih menguntungkan karena fleksibilitasnya dalam jenis konversi.

Kapan Harus Memilih CPA atau CPI?

Memilih antara CPA dan CPI bergantung pada beberapa faktor, seperti jenis produk atau layanan yang kamu promosikan, serta audiens yang kamu targetkan. Untuk memudahkan, berikut adalah beberapa situasi yang bisa membantu kamu menentukan model mana yang paling cocok:

  • Pilih CPA jika kamu ingin berfokus pada konversi yang lebih beragam. Jika audiensmu lebih cenderung melakukan berbagai tindakan, seperti mendaftar, membeli produk, atau berinteraksi dengan layanan lain, maka CPA adalah pilihan yang lebih tepat. Model ini memberikan fleksibilitas lebih bagi pengiklan dan affiliate marketer untuk menyesuaikan penawaran sesuai dengan audiens yang lebih luas.
  • Pilih CPI jika kamu mempromosikan aplikasi atau layanan berbasis aplikasi. Karena CPI adalah model yang khusus berfokus pada instalasi aplikasi, model ini sangat cocok jika tujuan utama kamu adalah mendatangkan pengguna baru untuk aplikasi mobile. Dengan audiens yang aktif dalam mengunduh aplikasi baru, CPI bisa memberikan hasil yang cepat dan lebih terukur.

Jadi, kapan harus memilih CPA dan kapan CPI? Jawabannya ada pada pemahaman tentang audiens dan jenis penawaran yang kamu jalankan. Jika kamu lebih fokus pada aplikasi dan penginstalan, CPI adalah pilihan yang jelas. Namun, jika kamu ingin fleksibilitas dalam memilih berbagai jenis tindakan yang lebih luas, CPA lebih cocok.

CPI adalah
Sumber: Canva

Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Model

Setiap model, baik CPA maupun CPI, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebelum memutuskan untuk memilih salah satu, penting untuk memahami apa yang ditawarkan oleh setiap model dan bagaimana mereka dapat mendukung strategi affiliate marketing kamu. Berikut adalah perbandingan lengkap antara kelebihan dan kekurangan dari kedua model tersebut.

Baca Juga:  Perbedaan JSON dan XML untuk Web Dev yang Lebih Cerdas

Kelebihan dan Kekurangan CPA

Ini dia kelebihannya dari CPA:

  • Fleksibilitas tinggi: CPA adalah model yang sangat fleksibel, memungkinkan kamu memilih berbagai jenis tindakan yang ingin dipromosikan, mulai dari pembelian produk hingga pendaftaran.
  • Potensi pendapatan yang lebih stabil: karena dapat digunakan di berbagai jenis kampanye, affiliate marketer bisa mendapatkan pendapatan dari beragam tindakan yang terjadi.
  • Dapat digunakan di berbagai platform: tidak terbatas hanya pada aplikasi mobile, CPA cocok untuk berbagai jenis produk atau layanan yang bisa dipromosikan melalui banyak platform.

Adapun kekurangannya sebagai berikut:

  • Tantangan dalam mendapatkan konversi: mencapai konversi dalam CPA bisa lebih sulit karena pengiklan hanya membayar jika pengguna benar-benar melakukan tindakan spesifik, seperti pembelian atau pendaftaran.
  • Memerlukan kampanye yang lebih kompleks: karena beragamnya jenis tindakan yang bisa dipilih, kampanye CPA seringkali membutuhkan pengelolaan yang lebih rumit dan harus dioptimalkan secara terus-menerus.

Kelebihan dan Kekurangan CPI

Ini dia kelebihannya dari CPI:

  • Hasil yang terukur dan cepat: CPI adalah model yang sangat terukur, dengan setiap instalasi aplikasi langsung dihubungkan dengan pendapatan. Ini membuat pengukuran kampanye jauh lebih mudah.
  • Cocok untuk aplikasi mobile: jika kamu mempromosikan aplikasi, CPI adalah pilihan terbaik, karena secara eksklusif berfokus pada instalasi aplikasi.
  • Potensi konversi yang lebih mudah: menginstal aplikasi sering kali dianggap lebih mudah dan cepat oleh pengguna daripada menyelesaikan pendaftaran atau pembelian.

Adapun kekurangannya sebagai berikut:

  • Terbatas pada aplikasi mobile: CPI adalah model yang hanya relevan untuk aplikasi, sehingga tidak bisa digunakan untuk produk fisik atau layanan lain yang tidak berbasis aplikasi.
  • Biaya per instalasi bisa lebih mahal: terkadang, biaya yang dibayar per instalasi aplikasi bisa lebih tinggi dibandingkan dengan biaya per tindakan di CPA, seperti pendaftaran.

Dengan mengetahui plus minusnya, kamu jadi lebih gampang menentukan model mana yang pas buat audiens dan target campaign-mu.

Tips Sukses Menjalankan Penawaran CPA dan CPI

Menjalankan penawaran CPA atau CPI dengan sukses membutuhkan lebih dari sekadar memilih model yang tepat, strategi yang tepat juga sangat penting. Berikut beberapa tips untuk membantu kamu mengoptimalkan hasil dari kedua model ini.

  • Pilih penawaran yang sesuai dengan audiens – mengetahui audiens adalah kunci utama dalam memilih model yang tepat. Jika audiens kamu lebih cenderung mengunduh aplikasi, maka CPI adalah model yang paling tepat. Namun, jika audiens lebih suka mendaftar untuk layanan atau membeli produk, maka CPA bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
  • Fokus pada kualitas, bukan hanya kuantitas – baik CPI maupun CPA, kunci sukses terletak pada kualitas trafik yang kamu arahkan. Karena CPI adalah model berbasis instalasi aplikasi, pastikan promosi kamu menjangkau orang-orang yang memang tertarik untuk mencoba aplikasimu. Untuk CPA, pastikan audiens kamu siap melakukan tindakan yang diinginkan, seperti pembelian atau pendaftaran.
  • Optimalkan kampanye secara berkala – tidak ada kampanye yang sempurna tanpa optimasi. Baik CPI atau CPA, kamu perlu terus memantau dan mengoptimalkan kampanye untuk mendapatkan hasil terbaik. Cek kinerja setiap penawaran, dan lihat mana yang memberikan konversi terbaik. Dengan begitu, kamu bisa mengalokasikan anggaran lebih efisien.
  • Gunakan alat yang tepat untuk manajemen – salah satu cara untuk menjalankan kampanye CPI atau CPA dengan sukses adalah menggunakan alat yang tepat. CPI adalah model yang memerlukan pemantauan konversi aplikasi, sementara CPA bisa lebih fleksibel. Supaya pengelolaan kampanye makin rapi, tools seperti Google Workspace DomaiNesia bisa jadi solusi untuk kolaborasi tim dan analisis performa.
Baca Juga:  Pahami Apa Itu SaaS dan Apa Saja Contoh SaaS

Dengan tips ini, kamu bisa menjalankan kampanye CPA atau CPI yang sukses, mengoptimalkan hasil, dan meningkatkan ROI secara keseluruhan.

CPI adalah
Sumber: Canva

Mana yang Pilih, CPA atau CPI?

Setelah membandingkan CPA dan CPI, sekarang kamu bisa lebih yakin memilih model yang paling cocok buat kebutuhanmu. CPI adalah pilihan yang pas kalau audiens kamu cenderung banyak menginstal aplikasi baru, atau kamu memang fokus mempromosikan aplikasi. Model ini bisa memberi hasil yang cepat dan mudah diukur, karena setiap instalasi langsung dihitung.

Google Workspace

 

Namun, kalau audiensmu lebih aktif melakukan tindakan lain seperti pembelian produk atau pendaftaran layanan, maka CPA bisa jadi pilihan yang lebih tepat. CPA memberi fleksibilitas lebih untuk berbagai jenis kampanye, dan bisa diterapkan di banyak platform, bukan hanya aplikasi.

Yang paling penting adalah menyesuaikan strategi dengan karakter audiens kamu. Tidak ada model yang benar-benar lebih baik, yang ada adalah mana yang lebih sesuai dengan tujuan dan pendekatan kamu. Jadi, pastikan kamu memilih penawaran yang benar-benar cocok dengan audiensmu untuk memaksimalkan hasil.

Oh, dan jangan lupa, menjalankan kampanye affiliate marketing, apapun modelnya, pasti lebih mudah kalau kamu punya alat yang bisa bantu manajemen secara efisien. Google Workspace DomaiNesia bisa jadi solusi tepat untuk kelola email marketing, kolaborasi tim, dan data analisis yang kamu butuhkan dalam menjalankan kampanye ini.

Dengan strategi yang tepat, kamu bisa sukses menjalankan penawaran CPA atau CPI, dan pastinya, meraih hasil yang maksimal!

Argadahana

Here to share stories about marketing, communication, and business related to tech industries. Feel free to hit me up on my social accounts.


Berlangganan Artikel

Dapatkan artikel, free ebook dan video
terbaru dari DomaiNesia

{{ errors.name }} {{ errors.email }}
Migrasi ke DomaiNesia

Migrasi Hosting ke DomaiNesia Gratis 1 Bulan

Ingin memiliki hosting dengan performa terbaik? Migrasikan hosting Anda ke DomaiNesia. Gratis jasa migrasi dan gratis 1 bulan masa aktif!

Ya, Migrasikan Hosting Saya

Hosting Murah

This will close in 0 seconds