• Home
  • Berita
  • On-Premises dan Private Cloud Pilihan Infrastruktur Hybrid

On-Premises dan Private Cloud Pilihan Infrastruktur Hybrid

Oleh Adisty C. Putri
On-Premises dan Private Cloud Pilihan Infrastruktur Hybrid 1

Kalau kamu sedang mencari solusi infrastruktur yang fleksibel, aman, dan tetap efisien untuk bisnis atau proyek teknismu, mungkin kamu sudah sering mendengar istilah On-Premises dan Private Cloud. Dua pendekatan ini memang sering dipadukan dalam model hybrid karena mampu memberikan keseimbangan antara kontrol penuh dan skalabilitas modern. Artikel ini akan mengulas konsepnya, manfaat, perbedaan, hingga alasan kenapa banyak perusahaan mulai memilih pendekatan hybrid.

Apa Itu On-Premises dan Private Cloud?

On-Premises dan Private Cloud adalah dua model pengelolaan infrastruktur yang sering dijadikan fondasi dalam strategi hybrid. On-premises merujuk pada server dan perangkat fisik yang dikelola langsung di lokasi perusahaan, sedangkan private cloud adalah lingkungan cloud yang sumber dayanya digunakan secara eksklusif oleh satu organisasi. Ketika digabungkan, keduanya memberikan fleksibilitas pengelolaan data dan aplikasi tanpa mengorbankan keamanan.

Pada model on-premises, semua data, jaringan, dan perangkat keras dikelola internal oleh tim IT. Model ini memberikan kontrol penuh, tetapi membutuhkan sumber daya besar untuk operasional dan maintenance. Sementara itu, private cloud menawarkan skalabilitas ala cloud computing, namun dengan isolasi dan privasi yang lebih terjamin.

Mengapa Banyak Bisnis Memilih Hybrid?

Pendekatan hybrid yang menggabungkan On-Premises dan Private Cloud semakin populer karena mampu menjawab kebutuhan modern yang menuntut kecepatan, efisiensi, dan fleksibilitas. Banyak organisasi ingin mempertahankan kontrol atas data sensitif, namun tetap membutuhkan skalabilitas yang cepat ketika workload meningkat.

Dengan hybrid, perusahaan dapat menjalankan aplikasi yang bersifat kritis di on-premises, sementara workload yang membutuhkan performa dan skalabilitas dapat dijalankan di lingkungan private cloud. Kombinasi ini membuat operasional lebih efisien tanpa mengorbankan keamanan.

Kelebihan Model Infrastruktur Hybrid

Memadukan On-Premises dan Private Cloud memberikan banyak keuntungan, terutama bagi bisnis yang sedang berkembang dan membutuhkan kestabilan sistem dalam jangka panjang. Pendekatan ini tidak hanya menawarkan fleksibilitas, tetapi juga membantu perusahaan mengelola sumber daya secara lebih cerdas. Berikut beberapa kelebihan yang bisa kamu pertimbangkan sebelum memilih arsitektur hybrid sebagai fondasi sistem bisnismu: 

On-Premises dan Private Cloud

  1. Pengaturan Beban Kerja yang Lebih Fleksibel

Salah satu keunggulan terbesar dari model hybrid adalah fleksibilitas penuh dalam membagi beban kerja. Kamu bisa menjalankan aplikasi yang membutuhkan keamanan tinggi di on-premises, sementara aplikasi yang memerlukan skalabilitas cepat ditempatkan di private cloud. Pendekatan ini membantu perusahaan menyesuaikan alokasi sumber daya berdasarkan prioritas bisnis. Selain itu, model ini memudahkan tim IT untuk menghindari bottleneck karena workload dapat dialihkan kapan pun dibutuhkan. Dengan demikian, sistem tetap stabil meskipun menghadapi perubahan trafik yang tiba-tiba.

  1. Efisiensi Biaya Jangka Panjang

Menggunakan On-Premises dan Private Cloud secara bersamaan memungkinkan perusahaan mengoptimalkan pengeluaran infrastruktur. Investasi besar di perangkat keras tetap digunakan secara maksimal, sementara kebutuhan tambahan dapat dipenuhi oleh private cloud tanpa beli server baru. Ini membantu menekan biaya operasional, terutama untuk bisnis yang memiliki pola trafik tidak menentu. Kamu juga bisa mengalokasikan kapasitas cloud hanya saat diperlukan, sehingga menghindari pemborosan sumber daya. Strategi ini memberi keseimbilan antara kontrol terhadap aset lama dan efisiensi penggunaan teknologi modern.

  1. Keamanan yang Lebih Kuat untuk Data Sensitif
Baca Juga:  Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja ARP (Address Resolution Protocol)

Model hybrid sangat cocok untuk perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, kesehatan, atau pemerintahan, di mana keamanan data menjadi prioritas utama. Data yang sangat sensitif dapat disimpan di on-premises, sehingga kontrol penuh tetap berada di tangan internal organisasi. Sementara itu, private cloud dapat digunakan untuk aplikasi pendukung yang tidak memerlukan tingkat keamanan ekstrem. Pemisahan ini mengurangi risiko kebocoran data dan sekaligus mempercepat kinerja aplikasi non-kritis. Kombinasi keduanya menciptakan sistem yang lebih kuat dan tahan terhadap berbagai potensi ancaman.

  1. Skalabilitas Mudah Tanpa Mengganggu Operasional

Hybrid infrastructure memungkinkan organisasi untuk meningkatkan kapasitas resource dengan cepat tanpa downtime panjang. Ketika kebutuhan komputasi meningkat, private cloud memberikan fleksibilitas untuk melakukan scale-up maupun scale-out secara instan. Hal ini sangat berguna bagi bisnis yang sering mengalami lonjakan trafik, seperti toko online saat musim promo. Sementara itu, bagian infrastruktur yang berada di on-premises tetap berjalan stabil tanpa perubahan konfigurasi besar. Dengan skalabilitas semudah ini, perusahaan bisa fokus pada pertumbuhan tanpa khawatir server overload.

  1. Mendukung Transformasi Digital secara Bertahap

Tidak semua perusahaan bisa langsung berpindah ke cloud secara total karena faktor regulasi, biaya, atau sistem lama yang terlalu kompleks. Dengan mengadopsi On-Premises dan Private Cloud, proses transformasi digital dapat dilakukan secara bertahap namun terencana. Infrastruktur lama tetap berjalan sambil perlahan dipindahkan ke private cloud jika memang diperlukan. Perusahaan pun bisa menilai efektivitas cloud sebelum melakukan migrasi penuh. Pendekatan bertahap ini membuat transformasi lebih aman, terukur, dan minim risiko gangguan operasional.

Perbedaan On-Premises dan Private Cloud

Untuk memahami bagaimana On-Premises dan Private Cloud bekerja dalam sebuah infrastruktur hybrid, kamu perlu mengetahui perbedaan mendasar di antara keduanya. Keduanya memang sama-sama memberikan kontrol tinggi dan biasanya digunakan oleh perusahaan yang memprioritaskan keamanan. Namun, cara kerja, biaya, kebutuhan pengelolaan, hingga skalabilitas keduanya memiliki perbedaan signifikan. Dengan memahami poin-poin berikut, kamu bisa menentukan mana yang cocok untuk sistem bisnismu saat ini maupun di masa depan.

Infografis Infrastruktur

Perbedaan On-Premises dan Private Cloud

On-Premises dan Private Cloud sama-sama menawarkan kontrol tinggi dan sering dipilih perusahaan yang memprioritaskan keamanan.
Namun keduanya berbeda dalam lokasi infrastruktur, model biaya, pengelolaan keamanan, dan skalabilitas.

On-Premises
Infrastruktur di gedung perusahaan
Lokasi Infrastruktur
Infrastruktur berada di ruang server/data center milik perusahaan dan dikelola penuh oleh tim internal.
Biaya Operasional
Butuh CAPEX besar di awal: server, storage, jaringan, UPS, dan sistem pendingin.
Pengelolaan Keamanan
Kontrol penuh, tetapi seluruh keamanan (firewall, akses, physical security) ditangani internal.
Skalabilitas
Terbatas perangkat fisik. Scaling butuh pembelian perangkat baru (lebih lambat dan mahal).
Cocok untuk:
Organisasi yang butuh kontrol fisik, kebijakan internal ketat, dan tim infrastruktur siap mengelola operasional harian.

Private Cloud
Data center khusus (internal/penyedia)
Lokasi Infrastruktur
Berada di data center khusus. Beban ruang fisik & pendingin berkurang karena dapat dikelola penyedia cloud premium.
Biaya Operasional
Model langganan / pay-as-you-go. Lebih mudah diprediksi dan fleksibel saat kebutuhan meningkat.
Pengelolaan Keamanan
Keamanan enterprise (enkripsi, monitoring 24/7, redundansi) + tetap bisa konfigurasi kebijakan sesuai kebutuhan bisnis.
Skalabilitas
Scaling instan: tambah CPU, RAM, dan storage beberapa klik—unggul untuk beban fluktuatif.
Cocok untuk:
Bisnis yang butuh keamanan tinggi, ingin mengurangi beban operasional, dan membutuhkan scaling cepat.

Ringkasan Cepat
Untuk keputusan infrastruktur hybrid
On-Premises
  • Kontrol fisik penuh
  • CAPEX besar di awal
  • Scaling lebih lambat
  • Butuh tim internal kuat
Baca Juga:  Manfaat Cloud Database untuk Bisnis Modern
Private Cloud
  • Operasional lebih ringan
  • Biaya fleksibel & terprediksi
  • Scaling instan
  • Keamanan enterprise + konfigurasi
Intinya: On-Premises unggul untuk kontrol fisik & kepemilikan penuh, sedangkan Private Cloud unggul untuk fleksibilitas biaya, keamanan enterprise, dan skalabilitas cepat.
  • Lokasi Infrastruktur – Perbedaan pertama antara On-Premises dan Private Cloud terlihat jelas dari lokasi fisiknya. Pada model on-premises, seluruh infrastruktur berada di gedung perusahaan dan dikelola sepenuhnya oleh tim internal. Semua perangkat seperti server, storage, dan jaringan disimpan di ruang server atau data center milik sendiri. Sebaliknya, private cloud berada di data center khusus, bisa dikelola internal jika perusahaan memiliki fasilitasnya, atau dikelola penyedia cloud premium. Dengan pengaturan ini, perusahaan tidak perlu memikirkan ruangan fisik atau pendingin, sehingga beban manajemen infrastruktur sehari-hari berkurang. Lokasi yang berbeda ini mempengaruhi banyak aspek lain, mulai dari maintenance hingga kebutuhan sumber daya manusia.
  • Biaya Operasional – Dari sisi biaya, On-Premises dan Private Cloud menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok. On-premises membutuhkan investasi awal (CAPEX) yang besar untuk membeli server, storage, jaringan, UPS, hingga sistem pendingin. Hal ini sering menjadi hambatan bagi perusahaan baru atau organisasi dengan anggaran terbatas. Sementara itu, private cloud menggunakan model langganan atau pay-as-you-go sehingga biaya lebih mudah diprediksi dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Perusahaan tidak perlu membeli perangkat baru jika kapasitas meningkat, cukup menambah paket cloud yang sesuai. Dengan pendekatan ini, private cloud lebih hemat dalam jangka pendek dan memberi fleksibilitas finansial yang lebih tinggi.
  • Pengelolaan Keamanan – Dari sisi keamanan, kedua model memberikan tingkat kontrol tinggi namun dengan pendekatan berbeda. Pada on-premises, seluruh keamanan dikelola oleh tim internal, mulai dari firewall, access control, hingga physical security. Ini memberi kontrol penuh, tetapi membutuhkan tenaga ahli dan anggaran besar untuk menjaga keamanan tetap optimal. Private cloud menawarkan perlindungan tambahan karena penyedia cloud biasanya memiliki teknologi keamanan tingkat enterprise seperti enkripsi, monitoring 24/7, dan redundansi data. Meski begitu, pengguna tetap memiliki ruang konfigurasi sendiri sehingga bisa mengatur kebijakan keamanan sesuai kebutuhan bisnis. Kombinasi ini membuat private cloud menjadi pilihan menarik bagi bisnis yang ingin aman namun tanpa beban operasional besar.
  • Skalabilitas – Perbedaan On-Premises dan Private Cloud juga terlihat dari kemampuan skalabilitasnya. Infrastruktur on-premises terbatas pada perangkat fisik yang dimiliki, sehingga ketika kapasitas habis, perusahaan harus membeli server baru yang memakan waktu dan biaya. Hal ini membuat proses scaling menjadi lambat, terutama di saat trafik meningkat tiba-tiba. Di sisi lain, private cloud menawarkan skalabilitas instan, kamu bisa menambah CPU, RAM, atau storage hanya dengan beberapa klik. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan menyesuaikan kapasitas secara cepat sesuai permintaan pengguna. Kemampuan scaling yang cepat inilah yang membuat private cloud unggul dalam lingkungan dengan beban kerja fluktuatif.
Baca Juga:  Strategi Efektif Menaklukkan Lingkungan Multi-Cloud

Stabil, Cepat, dan Fleksibel. Coba Cloud VPS Tanpa Kompromi

Contoh Penerapan On-Premises dan Private Cloud

Untuk membantu kamu memahami bagaimana arsitektur hybrid bekerja dalam situasi nyata, penting untuk melihat contoh implementasi di berbagai industri. Setiap perusahaan biasanya memiliki kebutuhan berbeda, sehingga kombinasi On-Premises dan Private Cloud dapat diterapkan secara fleksibel sesuai tujuan operasional. Berikut beberapa contoh umum yang menunjukkan bagaimana hybrid memberikan efisiensi dan keamanan sekaligus.

  1. Sistem ERP Perusahaan

Sistem ERP umumnya mengelola data kritis seperti keuangan, inventaris, payroll, dan proses bisnis internal lainnya. Karena sifat informasinya yang sensitif, penyimpanan di on-premises memberikan kontrol penuh dan memastikan data tidak berpindah ke luar lingkungan internal perusahaan. Namun, modul tambahan seperti business intelligence, dashboard analitik, hingga integrasi mobile sering membutuhkan resource lebih besar dan akses cepat dari berbagai lokasi. Untuk kebutuhan ini, private cloud menjadi tempat ideal untuk menjalankan komponen tambahan tersebut. Dengan membagi beban seperti ini, perusahaan bisa menjaga keamanan data inti sambil tetap menikmati performa tinggi untuk fitur pendukung.

  1. Aplikasi e-Commerce

Platform e-commerce modern membutuhkan sistem yang cepat, aman, dan stabil — terutama saat menghadapi trafik besar. Data transaksi pelanggan, stok barang, dan detail pembayaran biasanya disimpan di on-premises untuk menjaga keamanan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi. Sementara itu, fitur yang bersifat dinamis seperti machine-learning recommendation, caching konten, hingga load balancing dapat dijalankan di private cloud. Arsitektur hybrid membuat website tetap cepat diakses meskipun terjadi lonjakan pesanan. Dengan cara ini, bisnis bisa memberikan pengalaman belanja yang lebih baik tanpa mengorbankan keamanan data transaksi.

  1. Lingkungan Development dan Testing

Pada banyak perusahaan, kebutuhan server untuk development dan testing jauh lebih fluktuatif dibandingkan server produksi. Jika semua diletakkan di on-premises, biaya investasi hardware akan jauh lebih besar dan sering tidak terpakai maksimal. Private cloud menawarkan fleksibilitas karena resource dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan proyek. Tim developer bisa melakukan eksperimen, menjalankan pipeline CI/CD, dan mengetes aplikasi tanpa mengganggu sistem utama yang berjalan di on-premises. Pendekatan ini juga mempercepat siklus pengembangan karena proses provisioning server menjadi otomatis dan lebih cepat.

Model Hybrrid Memberikan Keseimbangan

Model hybrid yang menggabungkan On-Premises dan Private Cloud memberikan keseimbangan antara kontrol penuh, efisiensi, dan skalabilitas. Pendekatan ini cocok bagi bisnis yang ingin menjaga data sensitif tetap aman, namun tetap ingin memanfaatkan fleksibilitas cloud modern.

Kalau kamu ingin mulai membangun arsitektur hybrid, kamu bisa memulainya dengan layanan seperti Cloud VPS yang memungkinkan kamu menjalankan aplikasi scalable dengan performa tinggi. Dengan penyusunan strategi yang tepat, kamu bisa membangun infrastruktur hybrid yang stabil, efisien, dan siap mendukung perkembangan bisnismu.


Berlangganan Artikel

Dapatkan artikel, free ebook dan video
terbaru dari DomaiNesia

{{ errors.name }} {{ errors.email }}
Migrasi ke DomaiNesia

Migrasi Hosting ke DomaiNesia Gratis 1 Bulan

Ingin memiliki hosting dengan performa terbaik? Migrasikan hosting Anda ke DomaiNesia. Gratis jasa migrasi dan gratis 1 bulan masa aktif!

Ya, Migrasikan Hosting Saya

Promo Akhir Tahun DomaiNesia

This will close in 0 seconds