• Home
  • Berita
  • Mengenal Subnetting, Cara Mengatasi Kekurangan Alamat IP

Mengenal Subnetting, Cara Mengatasi Kekurangan Alamat IP

Oleh Mila Rosyida
No ratings yet.

Subnetting merupakan sebuah teknik yang diciptakan untuk mengatasi masalah kekurangan alamat IP di Internet.

Adanya subnetting memungkinkan jaringan yang besar dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah untuk dikelola.

Namun, tidak semua jenis alamat IP dapat menggunakan teknik ini, karena subnetting lebih cocok digunakan untuk alamat IP dari kelas-kelas tertentu.

Cara kerja subnetting adalah dengan membagi-bagi bagian dari host pada alamat IP untuk membuat sub-jaringan yang lebih kecil di dalam jaringan utama.

Ini memungkinkan jaringan untuk berkembang dengan lebih fleksibel, tanpa terikat pada kelas-kelas IP seperti kelas A, B, dan C yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Dengan subnetting, kamu bisa menyesuaikan jaringan dengan batasan host yang lebih realistis sesuai dengan kebutuhan spesifik.

Salah satu keunggulan dari teknik subnetting adalah memberikan fleksibilitas lebih dalam menentukan bagian mana dari alamat IP 32 bit yang akan digunakan sebagai bagian ID jaringan dan bagian mana yang akan digunakan sebagai ID host.

Ini berbeda dengan kelas-kelas IP standar yang hanya memberikan 3 pilihan ID jaringan, yaitu 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C.

Fungsi Subnetting

Subnetting merupakan salah satu strategi inti dalam manajemen dan optimalisasi jaringan yang tidak hanya meningkatkan efisiensi penggunaan alamat IP tetapi juga memperkuat keamanan dan kinerja jaringan secara signifikan.

Meski prosesnya memerlukan pemikiran cermat dan sedikit kesabaran, hasil yang ditawarkan menjadikannya investasi waktu yang berharga.

Berikut ini adalah penjelasan mendalam tentang manfaat dan fungsi utama subnetting yang layak dipertimbangkan.

Efisiensi Penggunaan Alamat IP

Penggunaan alamat IP yang efisien merupakan tujuan utama dari penggunaan subnetting. Dalam jaringan yang menggunakan kelas A, B, dan C, masing-masing memiliki kapasitas yang besar untuk alamat host, yaitu 254, 65.000, atau 16 juta alamat IP.

Namun, seringkali tidak semua jaringan membutuhkan kapasitas sebesar ini. Misalnya, hanya sedikit jaringan yang benar-benar memerlukan 65.000 atau bahkan 16 juta alamat IP.

Penggunaan subnetting memungkinkan alokasi alamat IP yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan spesifik jaringan. Dengan demikian, pemborosan alamat IP dapat diminimalkan, dan alamat IP yang terbatas dapat dimanfaatkan secara lebih efisien.

Pengurangan Lalu Lintas Jaringan

Subnetting juga berperan dalam mengatur lalu lintas jaringan secara lebih efisien. Melalui pengaturan subnet yang tepat, lalu lintas data yang ditujukan untuk perangkat dalam subnet dapat tetap berada di dalam subnet tersebut.

Hal ini mengurangi kemacetan lalu lintas di jaringan dan memastikan bahwa data yang dikirimkan mencapai tujuan dengan lebih cepat dan efisien.

Tanpa pengaturan subnet yang baik, setiap perangkat dalam jaringan akan menerima paket broadcast dari semua perangkat lainnya, yang menyebabkan peningkatan lalu lintas yang tidak perlu dan mengurangi kinerja jaringan secara keseluruhan.

Peningkatan Keamanan Jaringan

Subnetting juga dapat meningkatkan keamanan jaringan dengan memisahkan bagian-bagian jaringan menjadi subnet yang terpisah.

Dengan melakukan ini, kamu dapat menerapkan kontrol akses yang lebih ketat menggunakan berbagai mekanisme seperti ACL (Access Control List), QoS (Quality of Service), atau peta rute.

Hal ini memungkinkan kamu untuk mengidentifikasi ancaman dan membatasi akses ke sumber daya jaringan secara lebih efektif.

Selain itu, dengan menggunakan router untuk menghubungkan subnet, kamu dapat membuat konfigurasi ACL yang membatasi akses antara subnet, sehingga mengurangi risiko akses tidak sah atau penyerangan dari dalam jaringan.

Melalui pengelompokkan perangkat dalam subnet yang terpisah, kamu dapat memastikan bahwa informasi berharga tidak mudah diakses atau diekspos di seluruh jaringan, meningkatkan keamanan secara keseluruhan.

Optimasi Kinerja dan Kecepatan Jaringan

Subnetting adalah teknik yang memberikan peningkatan kinerja yang signifikan bagi jaringan. Dengan membagi domain broadcast menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, subnetting membantu mengelola lalu lintas data dengan lebih efisien.

Bayangkan jaringan sebagai jalan raya yang ramai, dan subnetting adalah cara untuk membagi jalan tersebut menjadi jalur-jalur yang lebih kecil dan teratur.

Dalam konteks organisasi yang memiliki ribuan perangkat terhubung, membagi jaringan menjadi subnet yang berbeda memastikan bahwa setiap subnet mengelola lalu lintasnya sendiri tanpa harus bersaing dengan subnet lainnya.

Dengan mengurangi jumlah lalu lintas yang harus dihadapi oleh setiap subnet, data dapat bergerak lebih cepat dan efisien di seluruh jaringan.

Ini mirip dengan mengurangi kemacetan di jalan raya dengan memperluas jalur atau membangun jalur alternatif.

Tujuan Subnetting

Pengenalan subnetting dalam dunia jaringan komputer tidak hanya membuka jalan untuk manajemen yang lebih efektif tetapi juga menandai titik balik dalam cara kamu memikirkan dan mengamankan infrastruktur digital.

Subnetting, dengan esensinya, merupakan alat yang memberdayakan administrator jaringan untuk merancang dan mengamankan lingkungan jaringan mereka dengan lebih baik.

Terlepas dari kontribusinya yang signifikan dalam meningkatkan keamanan, mari gali lebih dalam untuk mengungkap berbagai tujuan penting di balik penerapan subnetting:

Optimalisasi Penggunaan Alamat IP

Subnetting membantu dalam menggunakan alamat IP dengan lebih optimal. Contohnya, jika sebuah jaringan hanya memiliki 10 host, menggunakan kelas C secara langsung akan menghasilkan pemborosan alamat IP, karena terdapat 254 – 10 = 244 alamat yang tidak terpakai.

Subnetting memungkinkan kamu untuk mengalokasikan jumlah alamat IP yang sesuai dengan kebutuhan spesifik jaringan tersebut, mengurangi pemborosan dan memanfaatkan alamat IP dengan lebih efisien.

Pembagian Jaringan Menjadi Sub Jaringan yang Lebih Kecil

Subnetting juga digunakan untuk membagi satu kelas jaringan menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Dengan membagi jaringan besar menjadi bagian-bagian yang lebih terorganisir, manajemen jaringan menjadi lebih mudah dan efisien.

Ini mirip dengan membagi suatu wilayah yang besar menjadi beberapa kecamatan yang lebih kecil untuk pengaturan administratif yang lebih baik.

Setiap subnetwork dapat memiliki pengaturan dan konfigurasi jaringan yang independen, memungkinkan fleksibilitas dan pengelolaan yang lebih baik.

Penempatan Host dalam Jaringan

Subnetting membantu dalam menentukan apakah suatu host berada dalam satu jaringan atau tidak. Dengan membagi jaringan menjadi subnetwork yang lebih kecil, kamu dapat menentukan batas-batas jaringan dengan lebih jelas.

Hal ini memungkinkan kamu untuk menempatkan host dalam subnetwork yang sesuai dengan kebutuhan dan pengaturan jaringan yang diinginkan.

Dengan memastikan bahwa host-host tertentu berada dalam jaringan yang tepat, kamu dapat mengoptimalkan komunikasi dan kinerja jaringan secara keseluruhan.

Menanggulangi Perbedaan Hardware dan Topologi Fisik

Dalam sebuah jaringan yang kompleks, sering kali terjadi perbedaan hardware dan topologi fisik yang digunakan. Misalnya, beberapa bagian dari jaringan mungkin menggunakan kabel tembaga, sementara bagian lain menggunakan serat optik atau koneksi nirkabel.

Subnetting memungkinkan pengelolaan dan integrasi dari berbagai jenis hardware ini menjadi lebih mudah.

Dengan menerapkan subnetting, jaringan dapat dibagi menjadi beberapa subnetwork yang masing-masing dapat diatur sesuai dengan hardware dan topologi fisik yang spesifik, memastikan bahwa semua perangkat dapat berkomunikasi secara efisien meskipun terdapat perbedaan dalam media fisik.

Mengoptimalkan Alokasi IP Address

Tanpa subnetting, organisasi mungkin terpaksa menggunakan blok alamat IP yang besar untuk jaringan kecil, yang menyebabkan pemborosan alamat IP yang signifikan.

Dengan menggunakan subnetting, jaringan dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil, dengan masing-masing kelompok diberikan blok alamat IP yang sesuai dengan jumlah host aktual dalam subnet tersebut.

Ini memaksimalkan penggunaan alamat IP yang tersedia dan menghindari pemborosan.

Mengatasi Diversitas Media Fisik 

Subnetting memungkinkan integrasi yang mulus dari berbagai bagian jaringan yang mungkin menggunakan media fisik yang berbeda.

Router IP, yang bertugas mengarahkan lalu lintas data di dalam jaringan, dapat mengidentifikasi dengan jelas setiap subnet berdasarkan alamat network yang unik.

Hal ini penting karena memungkinkan router untuk secara efektif mengelola lalu lintas data antara subnetwork yang berbeda, bahkan ketika subnetwork tersebut menggunakan media transmisi yang berbeda.

Peningkatan Keamanan dan Pengurangan Kongesti Jaringan

Melalui pembagian jaringan menjadi subnet, organisasi dapat meningkatkan keamanan jaringan dan mengurangi kemungkinan kongesti.

Subnetting memungkinkan administrator jaringan untuk menerapkan kebijakan keamanan yang lebih ketat pada subnet tertentu, mengisolasi lalu lintas sensitif dari bagian lain dari jaringan, dan membatasi akses ke sumber daya jaringan yang kritis.

Selain itu, dengan mengurangi jumlah host dalam setiap subnet, risiko kongesti jaringan yang terjadi ketika terlalu banyak perangkat mencoba berkomunikasi pada saat yang sama juga dapat diminimalisir. Hal ini mengarah pada performa jaringan yang lebih stabil dan dapat diandalkan.

Cara Kerja Subnetting

Subnetting adalah proses membagi jaringan IP yang lebih besar menjadi beberapa jaringan kecil atau subnetwork. Berikut adalah penjelasan terstruktur tentang cara kerja subnetting: 

Pembagian Subnet

Proses subnetting dimulai dengan membagi jaringan menjadi beberapa subnet yang lebih kecil. Pembagian ini dilakukan dengan menggunakan subnet mask, yang menentukan berapa banyak bit yang digunakan untuk network ID dan berapa banyak untuk host ID.

Melalui pembagian ini, setiap subnet memiliki kemampuan untuk beroperasi seolah-olah itu adalah jaringan terpisah, yang memungkinkan pengelolaan yang lebih baik dan penggunaan alamat IP yang lebih efisien.

Komunikasi Antar Subnet

Untuk memungkinkan komunikasi antara subnet, digunakan router. Router bertindak sebagai penghubung antara subnet, memfasilitasi pertukaran data.

Ketika data perlu dikirim dari satu host di subnet satu ke host di subnet lain, router akan menentukan rute terbaik untuk data tersebut berdasarkan informasi routing yang tersedia.

Alokasi Alamat dalam Subnet

Kasus Kelas C: Dalam konteks alamat IP kelas C, 3 oktet pertama digunakan sebagai bagian dari network ID, dan oktet keempat digunakan untuk host ID.

Subnetting memungkinkan pembagian oktet keempat untuk menciptakan subnet yang lebih kecil.

  • Contoh Subnet-1: Untuk subnet pertama, bit pertama dari oktet keempat dipilih sebagai nol, yang menentukan rentang alamat dari 193.1.2.0 hingga 193.1.2.127. Dalam kasus ini, subnet ID adalah 193.1.2.0, dan broadcast ID adalah 193.1.2.127. Jumlah host yang dapat diakomodir adalah 126, karena dua alamat digunakan untuk subnet ID dan broadcast ID.
  • Contoh Subnet-2: Untuk subnet kedua, bit pertama dari oktet keempat dipilih sebagai satu, menentukan rentang alamat dari 193.1.2.128 hingga 193.1.2.255. Subnet ID adalah 193.1.2.128, dan broadcast ID adalah 193.1.2.255, dengan jumlah host yang mungkin sama dengan 126.

Perhitungan Subnet Mask

Cara terbaik untuk menentukan subnet mask dari suatu subnet adalah dengan mengatur bit tetap dari ID host menjadi satu dan sisanya menjadi nol.

Hal ini membantu dalam membedakan bagian network ID dari host ID dalam alamat IP. Subnetting mengurangi jumlah alamat host yang dapat digunakan karena membagi ruang alamat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Sebagai contoh, dalam jaringan kelas C, subnetting dapat mengurangi jumlah alamat host yang tersedia dari 254 menjadi 252.

Proses Alamat IP Setelah Subnetting

Subnetting mengubah cara alamat IP diproses. Sebelum subnetting, pencarian alamat IP melibatkan identifikasi network ID diikuti oleh host ID.

Setelah subnetting, proses ini melibatkan identifikasi network ID, diikuti oleh subnet ID, kemudian host ID.

Ini meningkatkan kompleksitas komputasi namun memungkinkan penggunaan alamat IP yang lebih efisien dan manajemen jaringan yang lebih baik.

Catatan:

  • Pembagian Jaringan Menjadi Bagian-Bagian : Untuk membagi jaringan menjadi sejumlah subnet, kamu perlu memilih sejumlah bit dari bagian ID host untuk setiap subnet. Misalnya, jika ingin membagi jaringan menjadi empat bagian (2^2), kamu harus memilih dua bit dari bagian ID host untuk setiap subnet. Ini menghasilkan empat kombinasi: 00, 01, 10, dan 11, yang mewakili empat subnet yang berbeda.
  • Penentuan Jumlah Bit yang Dibutuhkan : Untuk membagi jaringan menjadi delapan bagian (2^3), kamu memerlukan tiga bit dari bagian ID host untuk setiap subnet. Dengan menggunakan tiga bit, kamu dapat memiliki delapan kombinasi berbeda: 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, dan 111, mewakili delapan subnet yang berbeda.
  • Pengaruh Terhadap Jumlah Total Host : Ketika jumlah total subnet dalam suatu jaringan meningkat, jumlah total host yang dapat digunakan dalam setiap subnet akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bit dari bagian ID host untuk mengidentifikasi subnet, yang mengurangi jumlah bit yang tersedia untuk host ID. Sebagai contoh, jika lebih banyak subnet dibutuhkan dalam jaringan, sebagian dari bit yang tersedia harus dialokasikan untuk subnet ID, meninggalkan lebih sedikit bit untuk host ID, dan akibatnya, jumlah total host yang dapat digunakan dalam setiap subnet menjadi lebih kecil.

Cara Perhitungan Subnetting

Menghitung subnetting adalah kemampuan dalam menentukan kelas IP dan subnet mask yang diperlukan untuk membangun jaringan yang sesuai dengan kebutuhan. Ini merupakan langkah awal yang krusial dalam merencanakan jaringan.

  • Identifikasi Kebutuhan Jaringan: Pertama-tama, kamu harus memahami dengan jelas kebutuhan jaringan yang ingin dibangun. Ini termasuk menentukan jumlah perangkat yang akan terhubung dan jumlah pengguna yang membutuhkan alamat IP.
  • Penentuan Subnet Mask: Setelah kebutuhan jaringan diketahui, langkah selanjutnya adalah menentukan subnet mask yang sesuai. Subnet mask akan menentukan seberapa besar jaringan yang akan dibangun dan berapa banyak alamat IP yang tersedia.
  • Pemahaman Tentang Subnet: Jika jaringan yang ingin dibangun perlu di-subnet atau dibagi-bagi lagi, ada beberapa hal penting yang perlu dipahami, yaitu berapa jumlah subnet yang bisa disediakan dengan subnet mask yang dipilih, berapa jumlah host yang dapat digunakan dalam setiap subnet?, berapa ukuran blok (block size) dari setiap subnet?, apa alamat broadcast dari setiap subnet?, berapa rentang alamat IP yang valid dari setiap subnet?

Menghitung Subnetting

Subnetting bisa terdengar rumit pada awalnya, tetapi sebenarnya ada rumus dasar yang bisa memudahkan perhitungan:

Menentukan Jumlah Subnet  (Rumus = 2^x)

Untuk mengetahui berapa banyak subnet yang bisa dibentuk, kamu perlu menggunakan rumus sederhana: 2^x, di mana x adalah jumlah bit 1 di subnet mask. Misalnya, jika subnet mask adalah 11000000, yang memiliki 2 bit 1, maka 2^2 = 4 subnet bisa dibentuk.

Menentukan Jumlah Host per Subnet (Rumus = 2^y – 2)

Agar tahu berapa banyak host yang bisa digunakan dalam setiap subnet, kamu gunakan rumus: 2^y – 2, di mana y adalah jumlah bit 0 di subnet mask. Misalnya, jika subnet mask adalah 11000000, yang memiliki 6 bit 0, maka 2^6 – 2 = 62 host dapat digunakan per subnet. Penurunan 2 untuk mengurangi alamat subnet (network) dan alamat broadcast.

Menentukan Block Size Tiap Subnet (Rumus = Subnet mask – 256)

Block size, atau ukuran blok, adalah langkah yang menunjukkan seberapa besar interval antara alamat IP yang dapat digunakan dalam setiap subnet. Kamu dapat menghitungnya dengan mengurangkan nilai subnet mask dari 256. Misalnya, jika subnet mask adalah 255.255.255.192, maka block size adalah 256 – 192 = 64. Ini berarti interval alamat IP adalah 64, misalnya 0, 64, 128, 192.

Menentukan Alamat Broadcast Tiap Subnet

Alamat broadcast adalah alamat terakhir dalam rentang alamat IP yang valid dalam suatu subnet. Jika kamu sudah mengetahui alamat subnet, cukup kurangkan 1 dari alamat subnet berikutnya untuk mendapatkan alamat broadcast. Misalnya, jika subnet adalah 0, alamat broadcast adalah 64 – 1 = 63. Proses ini berlaku untuk setiap subnet.

Menentukan Range Host Valid Tiap Subnet

Alamat broadcast adalah alamat terakhir dalam rentang alamat IP yang valid dalam suatu subnet. Jika kamu sudah mengetahui alamat subnet, cukup kurangkan 1 dari alamat subnet berikutnya untuk mendapatkan alamat broadcast. Misalnya, jika subnet adalah 0, alamat broadcast adalah 64 – 1 = 63. Proses ini berlaku untuk setiap subnet.

Menghitung Subnetting Kelas C

Dalam alamat IP Kelas C, kamu memiliki empat oktet, dengan masing-masing oktet terdiri dari 8 bit. Bit ini dalam notasi biner dapat mewakili nilai dari 0 hingga 255.

Namun, untuk tujuan subnetting, perhatian kamu terfokus pada oktet keempat, yang secara khusus dialokasikan untuk menentukan host dalam jaringan seperti tabel berikut :

Dalam jaringan Kelas C, kamu bekerja dengan 8 bit yang tersedia di oktet keempat dari alamat IP. Ini berarti, secara teori, kamu memiliki 256 kemungkinan alamat (dihitung dari 0 hingga 255) yang bisa digunakan dalam satu jaringan.

Namun, praktiknya, kamu hanya bisa menggunakan 254 dari alamat tersebut untuk perangkat di jaringan kamu. Dua alamat dipisahkan: satu untuk alamat jaringan itu sendiri dan satu lagi untuk alamat broadcast yang digunakan untuk mengirim data ke semua perangkat dalam jaringan sekaligus.

Terdapat batasan khusus terkait penggunaan subnet dalam Kelas C, yakni kamu tidak dapat menggunakan mask /31 dan /32 untuk subnetting konvensional, karena kamu memerlukan setidaknya dua alamat IP untuk perangkat dalam setiap subnet (selain dari satu alamat untuk jaringan dan satu untuk broadcast).

Walaupun, menurut RFC 3021, penggunaan /31 diperbolehkan untuk koneksi point-to-point (p2p), tetapi itu merupakan topik yang lebih spesifik dan tidak termasuk dalam pembahasan umum subnetting ini.

-Menghitung 1C : Subnetting 255.255.255.128 (/25)-

Mari bahas bagaimana melakukan subnetting pada sebuah alamat IP kelas C dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.128, atau dalam notasi CIDR adalah /25. Sebagai contoh, kamu akan menggunakan alamat jaringan 192.168.100.0 dengan mask /25. Proses subnetting ini membagi ruang alamat IP menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, memungkinkan pengelolaan jaringan yang lebih fleksibel dan efisien:

  • Memahami Subnet Mask /25

Subnet mask 255.255.255.128 dalam notasi biner ditulis sebagai 10000000. Dari representasi biner ini, kamu dapat melihat bahwa bit paling kiri dari oktet terakhir (128) adalah ‘1’, yang menunjukkan pembagian subnet.

  • Menghitung Jumlah Subnet

Dalam kasus ini, jumlah subnet dapat dihitung dengan melihat berapa banyak bit ‘1’ pada bagian subnet dari mask. Dengan hanya 1 bit yang di-set menjadi ‘on’ (10000000), kamu menggunakan rumus 2^X, di mana X adalah jumlah bit yang di-set menjadi ‘on’. Jadi, 2^1 = 2, berarti kamu dapat membentuk 2 subnet dari konfigurasi ini.

  • Menentukan Jumlah Host per Subnet

Untuk mengetahui berapa banyak host yang dapat ditampung dalam setiap subnet, kamu melihat jumlah bit yang di-set menjadi ‘off’ (0) pada bagian host dari mask. Dalam hal ini, ada 7 bit ‘off’ (0000000). Rumusnya adalah 2^Y – 2, dengan Y adalah jumlah bit ‘off’. Jadi, 2^7 – 2 = 126 host yang valid per subnet. Pengurangan 2 di sini adalah untuk mengeluarkan alamat jaringan dan alamat broadcast dari hitungan.

  • Menentukan Ukuran Block Size dan Alamat Subnet

Block size ditentukan oleh nilai 256 dikurangi nilai oktet terakhir dari subnet mask, yaitu 256 – 128 = 128. Ini berarti interval antara setiap subnet adalah 128, sehingga kamu memiliki subnet pertama yang dimulai dari 0 dan subnet kedua yang dimulai dari 128.

  • Mengidentifikasi Alamat Broadcast

Alamat broadcast untuk setiap subnet dapat ditentukan dengan menambahkan block size dan mengurangkan 1 dari setiap batas subnet. Untuk subnet pertama, alamat broadcastnya adalah 127 (128 – 1), dan untuk subnet kedua, alamat broadcastnya adalah 255.

  • Menentukan Range Host

Range host yang valid untuk setiap subnet adalah antara alamat jaringan dan alamat broadcast. Untuk subnet pertama, range host valid adalah dari 1 sampai 127. Sedangkan untuk subnet kedua, range host valid adalah dari 129 sampai 254.

Bicara tentang angka 256 dalam konteks IPv4 bisa membingungkan karena tidak langsung muncul dalam alamat IP. Namun, angka ini merujuk pada jumlah total nilai yang mungkin dari satu oktet – dari 0 hingga 255.

Ketika kamu “menambah” di luar 255, kamu sebenarnya bergerak ke oktet atau segmentasi berikutnya dalam alamat IP.

Membayangkan ini sebagai pembagian ruang dalam sebuah bangunan bisa membantu. Dari satu ruang besar (/24), kamu telah berhasil membuat dua ruang terpisah (/25) dengan kemampuan untuk mendukung hingga 126 perangkat di setiap ruang, sembari masih memenuhi kebutuhan alamat network dan broadcast.

-Menghitung 2C : Subnetting 255.255.255.192 (/26)-

Selanjutnya, lihat contoh lain dengan alamat jaringan 192.168.100.0 dan subnet mask 255.255.255.192 atau /26.

  • Memahami Subnet Mask /26 : Alamat jaringan 192.168.100.0 dan subnet mask /26, dapat kamu ubah menjadi biner menjadi 110000. 
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan 2 bit yang diaktifkan (on), hasilnya adalah 2^2 = 4 subnet yang bisa dibentuk. Hal ini berarti kamu bisa membagi jaringan ini menjadi 4 bagian yang terpisah.
  • Menentukan Jumlah Host per Subnet : Untuk mengetahui berapa banyak host yang dapat ditampung dalam setiap subnet, kamu melihat jumlah bit yang di-set menjadi ‘off’ (0) pada bagian host dari mask. Dalam hal ini, ada 6 bit nonaktif (off) dari 110000, jumlah host per subnet dihitung menggunakan rumus 2^6 – 2 = 62. Kamu mengurangi 2 untuk alamat jaringan dan alamat broadcast, sehingga setiap subnet dapat mendukung hingga 62 host.
  • Menentukan Ukuran Block Size dan Alamat Subnet : Melalui perhitungan selisih antara 256 dan 192 (subnet mask), kamu mendapatkan ukuran blok 64. Ini berarti alamat subnet dimulai dari 0, kemudian setiap kali ditambahkan 64, sehingga kamu mendapatkan alamat subnet 0, 64, 128, dan 192. Totalnya, ada 4 subnet.
  • Mengidentifikasi Alamat Broadcast : Alamat broadcast untuk setiap subnet adalah satu kurang dari alamat subnet berikutnya. Jadi, alamat broadcast untuk subnet-subnet ini adalah 63, 127, 191, dan 255.
  • Menentukan Range Host : Rentang host yang valid di setiap subnet dihitung berdasarkan alamat subnet dan alamat broadcast. Sebagai contoh, untuk subnet pertama, host yang valid adalah dari 1 hingga 62, dan seterusnya.

Jika kebutuhan jaringan kamu hanya untuk 3 departemen, penggunaan /26 cukup tepat. Hal ini karena menggunakan /25 akan menghasilkan lebih banyak subnet dari yang kamu butuhkan.

Sisakan 1 subnet lebih tidak menjadi masalah, karena memiliki subnet cadangan dalam subnetting dianggap sebagai praktik yang baik.

-Menghitung 3C : Subnetting 255.255.255.224 (/27)-

Menggali pelajari dalam ke dalam dunia subnetting, khususnya pada jaringan kelas C, mari eksplorasi penggunaan subnet mask 255.255.255.224, atau yang sering disebut sebagai /27.

  • Memahami Subnet Mask /27 : Untuk subnet mask /27, bagian hostnya ditunjukkan sebagai 11100000 dalam binari.
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan 3 bit pada posisi ‘on’ (111), kamu memiliki 2^3 = 8 subnet. Ini berarti jaringan dapat dibagi menjadi 8 bagian yang lebih kecil, meningkatkan fleksibilitas dalam pengelolaan jaringan.
  • Menentukan Jumlah Host per Subnet : Dengan 5 bit yang tersisa ‘off’ (00000), kamu dapat menampung hingga 2^5 – 2 = 30 host dalam setiap subnet. Pengurangan 2 di sini diperlukan untuk mengakomodasi alamat jaringan dan alamat broadcast khusus yang tidak dapat diatribusikan ke host.
  • Menentukan Ukuran Block Size dan Alamat Subnet : Dengan melakukan pengurangan 256 – 224 dari subnet mask, kamu mendapatkan ukuran blok sebesar 32. Ini menunjukkan interval antara setiap subnet, yang dimulai dari 0, 32, 64, dan seterusnya, hingga kamu mencapai 224. Dengan demikian, kamu memiliki total 8 subnet yang tersedia.

-Menghitung 4C : Subnetting 255.255.255.240 (/28)-

Selanjutnya, untuk penggunaan subnet mask 255.255.255.240, atau yang sering disebut sebagai /28.

  • Memahami Subnet Mask /28 : Subnet mask /28 mengindikasikan bahwa 4 bit terakhir dari alamat IP digunakan untuk host. Dalam biner, ini ditunjukkan sebagai 11110000.
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan 4 bit ‘on’, kamu dapat membentuk 2^4 = 16 subnet. Artinya, jaringan kamu dapat dibagi menjadi 16 bagian yang lebih kecil.
  • Menentukan Jumlah Host per Subnet : Dengan menggunakan 4 bit ‘off’, kamu memiliki 2^4 – 2 = 14 host yang dapat diatribusikan dalam setiap subnet. Pengurangan 2 ini diperlukan untuk mengakomodasi alamat jaringan dan alamat broadcast.
  • Menentukan Ukuran Block Size dan Alamat Subnet : Dengan melakukan perhitungan 256 – 240 dari subnet mask, kamu mendapatkan ukuran blok sebesar 16. Ini menunjukkan interval atau nilai kelipatan untuk setiap subnet. Misalnya, subnet pertama dimulai dari 0, yang kedua dari 16, dan seterusnya

-Menghitung 5C : Subnetting 255.255.255.248 (/29)-

Kali ini, kamu akan mengeksplorasi proses subnetting dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.248, atau lebih dikenal dengan istilah /29

  • Memahami Subnet Mask /29 : Dalam kasus subnet mask /29, 5 bit pertama ditandai sebagai ‘on’ (11111000). Ini secara visual menunjukkan seberapa kecil segmen yang kamu kerjakan, yaitu pada 3 bit terakhir yang digunakan untuk host.
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan 5 bit ‘on’, kamu dapat membentuk 2^5 = 32 subnet unik dalam jaringan kamu. 
  • Menentukan Jumlah Host per Subnet : Untuk setiap subnet, kamu memiliki 3 bit yang tersedia untuk host, yang memungkinkan kamu untuk memiliki 2^3 – 2 = 6 alamat host yang dapat digunakan. 
  • Menentukan Ukuran Block Size dan Alamat Subnet : Mengurangkan 256 dengan 248 memberikan blok ukuran 8, menunjukkan bahwa interval antara setiap subnet adalah 8. Ini menghasilkan subnet yang dimulai dari 0, 8, 16, 24, dan seterusnya.

-Menghitung 6C : Subnetting 255.255.255.252 (/30)-

Menjelajahi konsep subnetting hingga tataran paling detail, kamu sampai pada pembahasan mengenai subnet mask 255.255.255.252, atau lebih dikenal dengan istilah /30.

  • Memahami Subnet Mask /30 : Pada subnet mask /30, kamu telah mencapai titik di mana hampir semua bit dalam oktet terakhir ditetapkan sebagai ‘on’ (11111100).
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan 6 bit ‘on’, kamu melihat pada keseluruhan konfigurasi /30 yang memungkinkan pembentukan 2^6 = 64 subnet unik. 
  • Menentukan Jumlah Host per Subnet : Setiap subnet hanya dapat mendukung 2^2 – 2 = 2 alamat host yang valid.
  • Menentukan Ukuran Block Size dan Alamat Subnet : Dengan interval 256 – 252 = 4, kamu mendapatkan blok ukuran 4, artinya setiap subnet berjarak 4 alamat IP satu sama lain. Ini menciptakan pembagian yang sangat ketat dan efisien dari kisaran alamat IP, dengan subnet yang dimulai dari 0, 4, 8, dan seterusnya hingga 252. Berikut rangkuman untuk perhitungan kelas C :

Menghitung Subnetting Kelas B

Subnetting pada alamat IP kelas B membuka jendela ke dunia yang jauh lebih luas dibandingkan dengan subnetting kelas C, memberikan kamu kemampuan untuk menciptakan beragam subnet dalam skala yang jauh lebih besar.

Pada perhitungan kelas B, kamu bergerak dari penggunaan satu oktet terakhir untuk subnetting, seperti pada kelas C, ke kemungkinan memanfaatkan dua oktet terakhir.

Hal ini memberi kamu fleksibilitas yang signifikan dalam merancang jaringan yang lebih besar dan lebih kompleks. Ketika berbicara tentang alamat IP kelas B, kamu beroperasi di ruang alamat yang dimulai dengan dua oktet pertama yang ditetapkan untuk jaringan, meninggalkan dua oktet terakhir untuk host.

Dengan konfigurasi ini, secara teoritis, kamu memiliki kemampuan untuk menciptakan hingga 2^16 (65,536) alamat host.

Namun, dengan menerapkan subnetting, kamu dapat membagi ruang alamat besar ini menjadi segmen-segmen yang lebih kecil dan lebih terkelola, memungkinkan alokasi alamat yang lebih efisien dan pengelolaan trafik jaringan yang lebih baik. Kamu bisa menggunakan sebanyak 14 bit untuk subnetting di kelas B atau 14 CIDR seperti pada tabel berikut :

Dengan menggunakan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR) dari /16 sampai /30, kamu diberi kebebasan untuk menyesuaikan ukuran dan jumlah subnet sesuai kebutuhan spesifik.

Notasi CIDR menggambarkan jumlah bit yang digunakan untuk mask subnet, dengan /16 sebagai titik awal kamu di kelas B, menandakan bahwa dua oktet pertama adalah untuk jaringan, dan dua oktet terakhir adalah ruang bebas untuk subnetting dan host.

Dari /16 ke /23: Ini adalah wilayah di mana kamu berfokus pada oktet ketiga untuk subnetting. Hal ini memungkinkan kamu untuk membagi jaringan menjadi beberapa subnet yang lebih kecil, dengan jumlah subnet dan host yang bisa ditampung berubah-ubah tergantung pada jumlah bit yang kamu pinjam dari dua oktet terakhir untuk keperluan subnetting.

Dari /24 ke /30: Di sini, kamu meminjam bit dari oktet keempat, mirip dengan apa yang kamu lakukan di kelas C, untuk menciptakan subnet yang lebih kecil lagi. Hal ini sangat berguna untuk situasi di mana kamu membutuhkan banyak jaringan kecil dengan beberapa host di setiap subnet.

Penting untuk memahami bahwa ketika kamu “mensubnet” alamat kelas B, kamu tidak mengatakan setiap jaringan hasil subnet adalah /16.

Sebaliknya, /16 adalah ruang alamat keseluruhan yang kamu mulai dengannya, dan kamu ‘memecah’ ruang ini menjadi subnet yang lebih kecil menggunakan masker subnet yang lebih spesifik (/17, /18, dst.) tergantung pada berapa banyak subnet yang kamu butuhkan dan berapa banyak host per subnet yang diinginkan.

-Menghitung 1B : Subnetting 255.255.128.0 (/17)-

Subnetting pada alamat IP kelas B membawa kamu ke tingkat yang lebih besar dari fleksibilitas dan skala dibandingkan dengan kelas C. 

  • Memahami Subnet Mask /17 : Di sini, kamu memiliki dua oktet pertama yang dialokasikan untuk jaringan, dan dua oktet terakhir untuk host. Mari telaah proses subnetting pada alamat jaringan 172.16.0.0 dengan subnet mask 255.255.128.0 atau /17, yang memiliki nilai biner 1000000.000000 untuk dua oktet terakhir.
  • Menghitung Jumlah Subnet: Dengan menggunakan satu bit dari oktet keempat untuk subnetting (/17), kamu dapat membuat 2^1 = 2 subnet. Sama seperti ketika kamu menggunakan /25 di kelas C.
  • Menghitung Jumlah Host tiap Subnet : Dua oktet terakhir (oktet ke-3 dan ke-4) memiliki 15 bit yang dialokasikan untuk host, setelah menggunakan satu bit untuk subnetting. Ini berarti kamu memiliki 2^15-2 = 32776 host untuk setiap subnet. Namun, dua host dikhususkan untuk alamat jaringan dan alamat broadcast, sehingga sisa host yang valid adalah 32,774.
  • Interval Subnet : Subnetting ini menggunakan 128 bit untuk subnet, yang berarti setiap subnet memiliki rentang 128 alamat IP. Subnet pertama dimulai dari 0.0, dan subnet kedua dimulai dari 128.0. Berikut tabel subnetting untuk perhitungan 1B:

Dalam contoh 127.255 yang berpindah ke 128.0, kamu melihat perpindahan dari oktet kedua ke oktet ketiga. Ketika nilai dalam oktet kedua mencapai 255 dan perlu ditambah lagi, kamu tidak menambahkannya menjadi 256 (karena satu oktet hanya bisa menampung nilai maksimal 255) tetapi beralih ke oktet selanjutnya, dimulai dari 0, sementara oktet sebelumnya (dalam kasus ini, oktet pertama) bertambah satu. Jadi, 127.255 menjadi 128.0.

Tips Mengingat Penambahan Oktet

Untuk mempermudah mengingat cara kerja perpindahan oktet dan penambahan nilai, kamu bisa menggunakan tip berikut:

  • Pikirkan setiap perpindahan oktet sebagai sebuah siklus yang dimulai dari 0 dan berakhir di 255, sebelum berpindah ke oktet berikutnya.
  • Untuk subnetting, ingat bahwa menambahkan 8 ke nilai slash (misal, dari /17 menjadi /25) berarti kamu pindah ke oktet berikutnya dengan membagi jaringan menjadi lebih kecil.

-Menghitung 2B : Subnetting 255.255.192.0 (/18)-

  • Memahami Subnet Mask /18 : Alamat network yang akan kamu gunakan adalah 172.16.0.0 dengan subnet mask 255.255.192.0 atau /18. Ketika kamu mengonversi subnet mask ke dalam bentuk biner, kamu mendapatkan 11000000.000000.
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan dua bit yang digunakan untuk subnetting, kamu dapat membuat 2^2 = 4 subnet.
  • Menghitung Host Tiap Subnet : Dengan 14 bit yang digunakan untuk host, kamu dapat memiliki 2^14-2 = 16382 host tiap subnet. Ingat, 2 dikurangi 2 karena alamat pertama digunakan untuk network address dan alamat terakhir digunakan untuk broadcast address.
  • Interval Subnet : Dalam subnetting /18, intervalnya adalah 256-192 = kelipatan 64, dan hal ini berlaku untuk oktet ke-3. Dengan kata lain, subnet-subnet kamu akan dimulai dari 0, 64, 128, dan 192. Berikut tabel subnetting untuk perhitungan 2B:

-Menghitung 3B : Subnetting 255.255.224.0 (/19)-

  • Memahami Subnet Mask /19 : Dalam contoh ini, alamat network yang digunakan adalah 172.16.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 atau /19. Ketika kamu mengonversi subnet mask ke dalam bentuk biner, kamu mendapatkan 11100000.00000000.
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan tiga bit yang dialokasikan untuk subnetting, kamu dapat membuat 2^3 = 8 subnet.
  • Menghitung Host Tiap Subnet : Dengan menggunakan 13 bit untuk host, jumlah host tiap subnet adalah 2^13 – 2 = 8190. Dua dikurangi karena alamat pertama digunakan untuk network address dan alamat terakhir digunakan untuk broadcast address.
  • Interval Subnet : Dalam subnetting /19, interval subnetnya adalah 256-224 = kelipatan 32, dan hal ini berlaku untuk oktet ketiga. Dengan kata lain, subnet-subnet kamu akan dimulai dari 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, dan 224. Berikut tabel subnetting untuk perhitungan 3B:

-Menghitung 4B : Subnetting 255.255.240.0 (/20)-

  • Memahami Subnet Mask /20 : Selanjutnya, kamu menggunakan alamat jaringan 172.16.0.0 dengan subnet mask 255.255.240.0 atau /20. Saat kamu konversi subnet mask ke biner, kamu dapatkan 11110000.00000000.
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan empat bit dialokasikan untuk subnetting, kamu dapat membuat 2^4 = 16 subnet.
  • Menghitung Host Tiap Subnet : Dengan menggunakan 12 bit untuk host, jumlah host tiap subnet adalah 2^12 – 2 = 4094. Dua dikurangi karena alamat pertama digunakan untuk network address dan alamat terakhir digunakan untuk broadcast address.
  • Interval Subnet : Dalam subnetting /20, interval subnetnya adalah 256-240 = kelipatan 16, yang berlaku untuk oktet ketiga. Dengan kata lain, subnet-subnet kamu akan dimulai dari 0, 16, 32, 48, 64, dan seterusnya hingga 240. Berikut tabel subnetting untuk perhitungan 4B:

-Menghitung 5B : Subnetting 255.255.255.248.0 (/21)-

  • Memahami Subnet Mask /21 : Kamu akan menggunakan alamat jaringan 172.16.0.0 dengan subnet mask 255.255.248.0 atau /21. Saat kamu konversi subnet mask ke bentuk biner, kamu dapatkan 11111000.00000000.
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan lima bit dialokasikan untuk subnetting, kamu dapat membuat 2^5 = 32 subnet.
  • Menghitung Host Tiap Subnet : Dengan menggunakan sebelas bit untuk host, jumlah host tiap subnet adalah 2^11 – 2 = 2046. Pengurangan dua dilakukan karena alamat pertama digunakan untuk network address dan alamat terakhir digunakan untuk alamat broadcast address.
  • Interval Subnet : Dalam subnetting /21, interval subnet nya adalah 256-248 = kelipatan 8. Ini berlaku untuk oktet ketiga. Artinya, subnet-subnet kamu akan dimulai dari 0, 8, 16, 24, dan seterusnya hingga 248. Berikut tabel subnetting untuk perhitungan 5B:

-Menghitung 6B : Subnetting 255.255.255.252.0 (/22)-

  • Memahami Subnet Mask /22 : Kamu akan menggunakan alamat jaringan 172.16.0.0 dengan subnet mask 255.255.252.0 atau /22. Jika kamu konversi subnet mask ke bentuk biner, akan menjadi 11111100.00000000.
  • Menghitung Jumlah Subnet :Dengan enam bit dialokasikan untuk subnetting, kamu dapat membuat 2^6 = 64 subnet.
  • Menghitung Host Tiap Subnet : Dengan menggunakan sepuluh bit untuk host, jumlah host tiap subnet adalah 2^10 – 2 = 1022. Seperti biasa, dua alamat digunakan untuk network address dan broadcast address.
  • Interval Subnet : Dalam subnetting /22, interval subnet nya adalah 256-252 = kelipatan 4. Ini berlaku untuk oktet ketiga. Artinya, subnet-subnet kamu akan dimulai dari 0, 4, 8, 12, dan seterusnya hingga 252. Berikut tabel subnetting untuk perhitungan 6B:

-Menghitung 7B : Subnetting 255.255.255.254.0 (/23)-

  • Memahami Subnet Mask /23 : Subnet mask ini menandakan bahwa kamu menggunakan 23 bit pertama dari alamat IP untuk menentukan jaringan dan sisanya 9 bit untuk host di dalam subnet tersebut. Dalam bentuk biner, subnet mask ini ditampilkan sebagai 11111110.00000000 untuk dua oktet terakhir.
  • Menghitung Jumlah Subnet : Dengan menggunakan satu bit tambahan untuk subnetting (dibandingkan dengan /22), kamu dapat menggandakan jumlah subnet yang kamu miliki. Dengan 7 bit untuk subnetting (dikarenakan kamu berada di jaringan kelas B dan sudah menggunakan 16 bit pertama untuk alamat jaringan), kamu dapat membuat 2^7 = 128 subnet yang berbeda.
  • Menghitung Host Tiap Subnet : Setiap subnet akan memiliki 9 bit yang tersedia untuk alamat host. Ini berarti kamu dapat memiliki 2^9 – 2 = 510 host per subnet. Pengurangan 2 di sini untuk alamat jaringan dan alamat broadcast yang tidak dapat digunakan sebagai alamat host
  • Interval Subnet : Subnetting ini menghasilkan interval kelipatan 2 di oktet ketiga. Artinya, kamu akan memiliki subnet yang berawal dari 0, 2, 4, 6, dan seterusnya, sampai 254.

Menghitung Subnetting Kelas A

Untuk memahami konsep subnetting pada kelas A, kamu harus mengenali bahwa kelas ini memungkinkan pembagian hingga ke oktet kedua, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengaturan jaringan. Ini berbeda dengan kelas B dan C, di mana pembagian biasanya terjadi di oktet ketiga atau keempat.

Dalam praktiknya, ketika kamu ingin membagi jaringan kelas A menjadi subnet yang lebih kecil, kamu bisa menggunakan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) dari /8 hingga /15 untuk pembagian di oktet kedua.

Ini berguna untuk jaringan skala sangat besar. Untuk pembagian lebih lanjut di oktet ketiga, kamu bisa menggunakan CIDR dari /16 sampai /23, dan untuk pembagian di oktet keempat, gunakan CIDR dari /24 hingga /30.

Pembagian ini sangat umum di jaringan berukuran sedang hingga besar.

Sebagai contoh, jika kamu memiliki alamat jaringan 10.0.0.0 dengan subnet mask 255.192.0.0 atau dengan notasi CIDR /10, ini berarti bagian dari alamat IP yang menentukan subnet berada di oktet kedua.

subnetting

Pola pembagian ini memiliki kesamaan dengan CIDR /18 atau /26 dalam hal jumlah subnet dan interval atau ukuran blok yang digunakan, hanya saja lokasinya berbeda karena berada di oktet kedua.

Salah satu perbedaan signifikan ketika kamu melakukan subnetting di kelas A adalah jumlah host per subnet yang dapat ditampung.

Dengan bit yang tidak digunakan (off) sebanyak 22 bit dicontoh kamu, kamu dapat memiliki hingga 2^22-2 = 4.194.304 host per subnet. Ini menunjukkan skala dan kemampuan yang luas dari subnetting kelas A untuk mendukung jaringan berukuran besar.

Baca Juga : Pahami Beda Jaringan Internet dengan Fiber Optik

Mila Rosyida

Halo ! I'm a Technical Content Specialist in DomaiNesia. I love learn anything about Technical, Data, Machine Learning, and more Technology.


Berlangganan Artikel

Dapatkan artikel, free ebook dan video
terbaru dari DomaiNesia

{{ errors.name }} {{ errors.email }}
Migrasi ke DomaiNesia

Pindah Ke DomaiNesia

Tertarik mendapatkan semua fitur layanan DomaiNesia? Dapatkan Diskon Migrasi 40% serta GRATIS biaya migrasi & setup

Ya, Migrasikan layanan Saya!

Hosting Murah

This will close in 0 seconds