
Panduan Cepat Migrasi Website Antar Hosting cPanel

Hai DomaiNesians! Pernah nggak sih kamu tiba-tiba harus pindah hosting karena layanan lama mulai lemot, biaya makin mahal, atau supportnya kurang responsif? Atau mungkin kamu lagi bantu klien yang minta website-nya dipindah ke server baru?
Apapun alasannya, migrasi website antar hosting cPanel sering kali terdengar ribet, rawan error, bahkan bikin deg-degan kalau nggak paham langkah-langkahnya.
Tapi tenang, kamu nggak sendiri kok! Lewat artikel ini, kamu akan dipandu step-by-step cara migrasi website antar hosting cPanel dengan aman, cepat, dan minim risiko. Cocok untuk pemula yang baru pindah hosting, sampai developer atau agensi yang pegang banyak website klien.
Yuk, langsung mulai proses migrasinya biar websitemu tetap aktif dan lancar tanpa drama!

Persiapan Wajib Sebelum Migrasi
Sebelum mulai proses migrasi website antar hosting cPanel, ada beberapa hal penting yang harus kamu siapkan dulu. Ibarat pindahan rumah, kamu perlu pastikan semua barang aman, dicatat rapi, dan siap diangkut tanpa ada yang tercecer. Nah, ini dia daftar persiapannya:
- Backup dulu, wajib: ini langkah paling penting dan tidak boleh dilewatkan. Lakukan full backup dari cPanel hosting lama, yang mencakup:
- File website
- Database (MySQL)
- Email (kalau kamu pakai layanan email dari hosting)
- Konfigurasi DNS dan SSL
Backup ini bisa kamu buat langsung dari fitur Backup Wizard atau Full Backup di cPanel. Untuk keamanan, simpan file backup tersebut di komputer pribadi atau di cloud storage seperti Google Drive.
- Cek versi PHP & kompatibilitas script: kalau kamu pakai CMS seperti WordPress, Joomla, atau script custom, pastikan versi PHP di hosting baru kompatibel. Ini mencegah error saat website dijalankan di server tujuan.
- Siapkan akses hosting baru: pastikan kamu sudah punya:
- Akses login ke cPanel hosting baru,
- informasi domain dan nameserver yang akan digunakan,
- ruang penyimpanan yang cukup.
- Catat semua yang penting: biasakan mencatat hal-hal berikut sebelum migrasi:
- Nama database dan usernya,
- password database,
- Lokasi file penting (misalnya file konfigurasi
.env
,wp-config.php
, atauconfiguration.php
), - Custom rule di
.htaccess
.
- Cek email hosting: kalau kamu menggunakan email berbasis cPanel (misalnya nama@domainkamu.com), pastikan untuk backup juga semua isi inbox, dan cek apakah email environment di hosting baru sudah siap digunakan.
Gunakan Web Hosting DomaiNesia yang mendukung cPanel versi terbaru untuk memastikan proses migrasi berjalan mulus, stabil, dan minim konflik sistem.
Langkah-Langkah Migrasi Website Antar Hosting cPanel
Sudah siap pindah rumah digital? Di tahap ini kamu akan melakukan seluruh proses migrasi website antar hosting cPanel secara manual tapi tetap aman. Artikel ini akan memandu kamu langkah demi langkah, tidak ada yang dipotong, tidak ada yang dilewatkan. Yuk mulai!
1. Login ke cPanel Hosting Lama
Langkah pertama tentu saja masuk ke cPanel hosting lama kamu. Biasanya URLnya berbentuk namadomain.com/cpanel
. Setelah login, kamu akan melihat dashboard dengan berbagai fitur. Yang perlu kamu fokuskan di sini adalah:
- Menu Backup Wizard
- Menu File Manager
- Dan akses ke phpMyAdmin
Semua backup akan kamu buat dari panel ini.
2. Buat Full Backup Website Kamu
Tahap ini krusial karena di sini kamu akan menyalin seluruh data website ke hosting yang baru.
- Di cPanel, cari kategori Files dan langsung masuk ke Backup Wizard (lebih ramah pemula).
- Pilih opsi Back Up dahulu.
- Kemudian pilih opsi Full Backup.
- Lalu kamu akan mendapati form Full Backupnya, berikut contoh pengisian formnya:
- Backup Destination – untuk meletakkan hasil file full backup cPanel. Kamu bisa isikan Home Directory yang mudah dijangkau.
- Email Address – digunakan dalam memberikan notifikasi hasil backup gagal atau berhasil. Ini bisa menggunakan email pribadi atau email domain.
Jika sudah mengisikan formnya, klik tombol Generate Backup dan tunggu prosesnya. Waktu tunggu tergantung besar data kamu (bisa dari 1–30 menit).
- Setelah backup selesai, masuk ke File Manager → cari file dengan nama
backup-tanggal-jam-username.tar.gz
di folder home.
Download file ini ke komputer kamu. Backup ini akan digunakan untuk restore di hosting baru.
3. Login ke cPanel Hosting Baru
Sekarang waktunya pindah ke hosting baru. Login ke cPanel kamu yang baru, biasanya kamu dapat akses dari email aktivasi saat beli layanan hosting (misalnya dari DomaiNesia). Pastikan kamu punya akses ke:
- File Manager
- Menu Backup Wizard
- phpMyAdmin
Dan tentu saja, sudah ada domain atau subdomain yang siap menampung hasil migrasi nanti.
4. Upload File Backup & Restore
Setelah backup dari hosting lama berhasil diunduh ke perangkatmu, sekarang saatnya membawa “isi rumah” tersebut ke tempat tinggal yang baru alias hosting baru. Di tahap ini, kamu akan mengunggah file backup dan melakukan proses restore agar website bisa berjalan seperti sediakala. Berikut langkah-langkahnya:
- Di cPanel hosting baru, masuk kategori menu Files atau langsung ke menu Backup Wizard.
- Pilih opsi Restore.
- Kemudian, pilih opsi Home Directory Backup untuk mengembalikan seluruh file website.
- Klik Choose File, lalu upload file
.tar.gz
hasil backup tadi dari hosting lama. - Setelah itu, klik Upload dan tunggu proses restore selesai. Waktu restore bergantung pada ukuran file dan kecepatan koneksi.
Jika kamu melakukan backup database secara terpisah (misalnya file .sql
), kamu juga perlu:
- Akses menu Manage My Databases untuk membuat database dan pengguna baru yang diperlukan.
- Lalu masuk ke phpMyAdmin, pilih database tersebut, dan klik Import untuk mengunggah file
.sql
.
Jangan lupa pastikan nama database, username, dan password cocok dengan konfigurasi websitemu.
5. Update File Konfigurasi Website
Website kamu sudah kembali ke tempat baru. Tapi masih ada satu hal penting: penyesuaian konfigurasi.
Contohnya untuk website WordPress:
Buka File Manager → cari file wp-config.php
. Cek dan sesuaikan:
- Nama database
- Username database
- Password database
- Hostname (biasanya localhost)
Kalau kamu pakai CMS lain seperti Joomla atau script custom, biasanya file konfigurasi ada di:
configuration.php
(Joomla).env
(Laravel dan framework modern lainnya)
Tanpa ini, websitemu bisa tampil error atau gagal connect ke database.
6. Arahkan Domain ke Hosting Baru
Langkah berikutnya adalah mengarahkan domain ke server baru supaya pengunjung tidak lagi diarahkan ke hosting lama.
Opsi pertama – ganti nameserver, jika kamu juga mengelola domainnya:
- Login ke registrar tempat kamu beli domain.
- Temukan pengaturan Nameserver (NS).
- Ubah nameserver lama ke nameserver dari hosting baru, misalnya ns1.domainesia.net dan ns2.domainesia.net.
Opsi kedua – ubah A record, kalau domain tetap dikelola pihak lain:
- Akses DNS Manager domain kamu.
- Ubah A Record ke IP server dari hosting baru.
Tunggu proses propagasi DNS, biasanya 1–24 jam, tergantung ISP.

7. Tes Website Kamu!
Website sudah pindah, sekarang waktunya uji coba:
- Buka domain kamu lewat browser, apakah tampil normal?
- Coba login ke admin panel (misalnya WordPress wp-admin), apakah bisa?
- Pastikan link, gambar, dan navigasi tidak rusak. Tes kirim dan terima email jika kamu juga memigrasi layanan email.
- Jika pakai HTTPS, aktifkan AutoSSL dari cPanel atau pasang ulang SSL yang kamu miliki.
Kalau semuanya lancar, berarti proses migrasi website antar hosting cPanel sukses besar.
Hosting DomaiNesia menyediakan cPanel versi terbaru + fitur AutoSSL, sehingga kamu bisa restore backup dengan lebih cepat dan minim konflik saat migrasi website antar hosting cPanel.
Tips Aman Saat Migrasi Website Antar Hosting cPanel
Proses migrasi website antar hosting cPanel memang bisa dibilang mudah, apalagi kalau sudah mengikuti langkah-langkah sebelumnya. Tapi… bukan berarti bebas risiko. Ada beberapa hal penting yang wajib kamu perhatikan supaya migrasi berjalan lebih aman, lebih cepat, dan minim downtime. Yuk simak tips-tips penting berikut ini!
- Jangan hapus hosting lama terlalu cepat – setelah migrasi selesai dan website sudah aktif di hosting baru, jangan langsung menutup atau menghapus akun hosting lama. Tunggu minimal 3–7 hari sampai kamu benar-benar yakin semua data, email, dan layanan berjalan normal di server baru. Kenapa? Hal ini karena cache DNS di beberapa lokasi mungkin masih mengarahkan ke server lama.
- Aktifkan mode maintenance selama proses migrasi – untuk mencegah pengunjung mengakses website saat backup atau restore berlangsung, terutama jika kamu menggunakan WordPress. Dengan begitu, data tetap konsisten dan pengunjung tidak melihat halaman error atau tampilan yang tidak sempurna.
- Periksa file .htaccess dan konfigurasi khusus – file
.htaccess
sering memuat aturan penting seperti redirect, rewrite URL, hingga pengamanan folder. Setelah restore, pastikan isinya tetap sesuai. Jika kamu menambahkan aturan khusus di hosting lama, cek ulang apakah masih relevan di server baru. - Cek kembali permission file dan folder – kadang saat restore, hak akses (permission) file atau folder bisa berubah.
- Folder biasanya harus punya permission 755
- File: 644
Kalau permissionnya salah, bisa bikin website error atau malah terbuka untuk serangan.
- Gunakan tools preview DNS (opsional) – beberapa layanan hosting seperti DomaiNesia punya fitur Preview DNS yang memungkinkan kamu mengecek tampilan website di hosting baru sebelum domain diarahkan. Ini penting kalau kamu ingin memastikan semuanya normal tanpa harus langsung mengganti nameserver.
- Pahami Waktu Propagasi DNS – Setelah kamu mengubah nameserver atau A Record, ada waktu propagasi DNS yang tidak bisa dihindari. Biasanya butuh waktu 1–24 jam agar domain sepenuhnya mengarah ke server baru. Selama waktu ini:
- Sebagian pengguna masih diarahkan ke server lama,
- sebagian lagi sudah diarahkan ke server baru
Jadi penting untuk tidak mengubah data di kedua tempat secara bersamaan.
DomaiNesia menyediakan fitur AutoSSL, PHP selector, dan pengaturan DNS mandiri yang mendukung migrasi website antar hosting cPanel, sehingga kamu bisa menjaga keamanan dan kelangsungan website selama proses pemindahan.

Sudah Siap Migrasi Website Antar Hosting cPanel?
Proses migrasi website antar hosting cPanel memang butuh ketelitian, tapi bukan berarti rumit atau menakutkan. Dengan persiapan matang, langkah yang runtut, dan tips keamanan yang tepat, kamu bisa melakukan migrasi sendiri tanpa downtime, tanpa kehilangan data, dan tanpa stres.
Apapun platform websitemu, baik itu WordPress, CMS custom, maupun website statis, migrasi manual ini bisa jadi solusi paling fleksibel dan hemat biaya.
Dan kalau kamu pengen proses migrasi jadi lebih cepat, aman, serta dibantu oleh tim support yang responsif, kamu bisa mulai dengan pindah ke Web Hosting DomaiNesia. Selain dukungan cPanel terbaru, DomaiNesia juga menyediakan AutoSSL gratis, fitur backup harian, dan tools migrasi yang powerful untuk semua kebutuhan hosting kamu.
Tingkatkan performa dan stabilitas website kamu dengan layanan hosting handal dan dukungan migrasi terpercaya dari DomaiNesia. Kapan lagi upgrade hosting tanpa ribet? Coba Web Hosting DomaiNesia Sekarang!