
12+ Tips Agar Email Tidak Masuk ke Folder Spam di Tahun 2025

Hai DomaiNesians! Pernah nggak, kamu sudah susah payah menulis email penting, tapi penerima nggak merespons? Ternyata, emailmu bisa saja masuk folder spam tanpa kamu sadari. Di era 2025, filter email semakin pintar, dan kesalahan kecil saja bisa bikin pesanmu terselip.
Tenang, masalah ini bisa diatasi. Dengan tips yang tepat untuk mencegah email masuk folder spam, email kamu punya peluang lebih besar sampai ke inbox penerima, terbaca, dan bahkan meningkatkan engagement. Mulai dari pengaturan domain, pengecekan teknis, hingga isi email yang aman dari filter spam, semua bakal dibahas di sini.
Selain itu, kami juga akan membahas hal-hal yang sebaiknya dihindari agar email tidak dianggap spam. Kalau ingin tampil lebih profesional, kamu bisa pakai layanan seperti Google Workspace untuk mengelola email sekaligus menjaga reputasi pengirim tetap terjaga.
Siap memastikan setiap email kamu sampai dengan aman? Yuk, simak tips lengkapnya!

Kenapa Banyak Email Masuk ke Folder Spam?
Masalah email yang terselip di folder spam bukan hanya “kesalahan teknis”, tapi hasil kombinasi beberapa faktor yang sering diabaikan. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama agar kamu bisa mencegah email masuk folder spam secara efektif.
Beberapa alasan utama meliputi:
- Reputasi domain dan IP pengirim buruk – email dari domain baru atau IP dengan riwayat buruk lebih rawan dianggap spam oleh filter.
- Konten email kurang optimal – email sering dianggap kurang kredibel kalau subjeknya terlalu berlebihan, isi pesan penuh kata pemicu spam, atau tata letaknya berantakan.
- Kurangnya autentikasi email – tanpa SPF, DKIM, dan DMARC, email tidak diverifikasi sebagai pengirim sah, sehingga lebih mudah masuk spam.
- List email tidak valid atau non-opt-in – mengirim email ke alamat yang tidak pernah mendaftar meningkatkan risiko ditandai spam oleh penerima dan server email.
- Kebiasaan pengiriman yang buruk – mengirim email massal mendadak atau terlalu sering bisa membuat sistem filter menandai email sebagai spam.
Dengan mengetahui faktor-faktor ini, kamu bisa lebih siap saat menerapkan tips di bagian berikutnya. Langkah selanjutnya adalah bagaimana menerapkan strategi yang efektif agar emailmu selalu sampai ke inbox, bukan folder spam.
12+ Tips Agar Email Tidak Masuk ke Spam di 2025
Mengirim email tanpa strategi yang tepat bisa membuat pesanmu hilang di folder spam. Untuk itu, mencegah email masuk folder spam membutuhkan perhatian pada domain, teknis, konten, dan perilaku pengiriman. Berikut 6 tips pertama dengan penjelasan rinci:
1. Gunakan Domain & Email Profesional
Gunakan email dari domain sendiri, misal: nama@bisniskamu.com, bukan Gmail atau Yahoo gratis. Email dari domain profesional memberi kesan kredibel dan dipercaya oleh penerima maupun filter spam.
Contohnya, jika kamu mengirim newsletter penawaran produk dari email gratis, kemungkinan email terselip ke spam lebih tinggi. Sedangkan email dengan domain bisnis yang sudah terverifikasi terlihat resmi dan profesional.
Hal ini meningkatkan reputasi pengirim, membuat filter lebih mudah mengenali email sebagai sah, dan memperbesar peluang email dibuka.
2. Konfigurasi SPF, DKIM, dan DMARC dengan Benar
SPF, DKIM, dan DMARC adalah protokol autentikasi email yang membuktikan email dikirim oleh server resmi milikmu. Tanpa ini, server penerima kesulitan memverifikasi email, sehingga risiko masuk folder spam meningkat.
Misalnya, saat mengirim email dari domain pribadi tanpa setting SPF, server tujuan bisa saja langsung menolak atau melabeli pesanmu sebagai spam. Dengan konfigurasi benar, email dianggap sah, aman, dan lebih mudah sampai inbox.
Dengan pengaturan autentikasi yang benar, server penerima akan lebih percaya dan risiko email ditolak atau masuk folder spam jadi berkurang.
3. Perhatikan Subjek & Konten Email
Subjek adalah kesan pertama penerima. Gunakan kalimat yang jelas, relevan, dan hindari kata-kata “spammy” seperti “Gratis!!!” atau “Promo Hebat!!!”. Konten harus rapi, ringkas, dan mudah dibaca di semua perangkat.
Contohnya, subjek “Diskon 50% untuk Produk Favoritmu” lebih aman daripada “Dapatkan Segera GRATIS Diskon Hebat!!!”. Menyusun email dengan struktur rapi, paragraf singkat dan heading jelas, membuat isi pesan lebih nyaman diikuti pembaca.
Filter spam menilai kata-kata dan format email. Email yang relevan dan rapi meningkatkan kemungkinan dibaca dan mencegah email masuk folder spam.
4. Kirim Email ke List Opt-in
Pastikan setiap alamat email yang kamu kirimi sudah memberikan izin (opt-in). Email ke list beli atau non-opt-in sangat rawan ditandai spam, bahkan bisa merusak reputasi domain.
Contohnya, jika kamu membeli list email dan mengirim promosi, penerima yang tidak mengenalmu kemungkinan menandai email sebagai spam. Menggunakan list opt-in membuat penerima memang menantikan pesanmu sehingga peluang interaksi jadi lebih tinggi.
Ini membuat email lebih aman dikirim, penerima lebih percaya, dan filter email menilai emailmu sah.
5. Personalisasi Email
Email yang dipersonalisasi terasa lebih relevan dan menarik bagi penerima. Sertakan nama penerima, produk yang mereka minati, atau informasi yang pernah mereka interaksi sebelumnya.
Contohnya, “Hai Rina, kami punya rekomendasi buku terbaru sesuai preferensimu” lebih efektif daripada “Cek promo buku terbaru kami”. Personalisasi membuat penerima merasa diperhatikan.
Hal ini bisa meningkatkan keterlibatan, menambah kepercayaan, sekaligus mengurangi kemungkinan email berakhir di folder spam karena pesan dianggap relevan.

6. Kirim Email Secara Konsisten, Bukan Massal Mendadak
Mengirim email secara rutin membangun reputasi pengirim yang baik. Mengirim ribuan email sekaligus tanpa pola bisa dianggap spam.
Contohnya, mengirim newsletter setiap minggu atau setiap 2 minggu lebih aman daripada mengirim 10.000 email sekaligus tanpa jadwal. Penerima dan filter spam lebih mengenali pola pengiriman yang konsisten.
Ini memperkuat reputasi pengirim, memudahkan filter mengenali email sebagai sah, dan meningkatkan kemungkinan email sampai inbox utama.
7. Optimalkan HTML dan Ukuran File Email
Email dengan kode HTML berantakan atau file besar sering dianggap spam. Pastikan struktur HTML bersih, gambar tidak terlalu banyak, dan ukuran file ringan agar cepat terbuka.
Contohnya, newsletter dengan gambar berat 10 MB bisa membuat server penerima menunda atau menandai sebagai spam. Sebaliknya, email ringan dengan HTML rapi dan gambar dikompresi lebih mudah diterima.
Optimasi ini juga membuat email lebih cepat terbuka, mudah dibaca, dan sekaligus membantu menjaga agar pesan tetap masuk ke inbox utama.
8. Sertakan Tautan & Call-to-Action yang Aman
Gunakan tautan jelas dan hindari URL shorten yang mencurigakan. Pastikan CTA relevan dan mengarah ke domain resmi.
Contohnya, tautan “Cek Promo di Website Kami” lebih aman dibandingkan link yang dipersingkat dengan bit.ly atau domain tidak dikenal.
Ini memperkuat reputasi email dan menjaga filter spam dari menandai email sebagai mencurigakan.
9. Uji Email Sebelum Dikirim
Sebelum blast ribuan email, uji kualitas emailmu dengan alat cek spam, ini membantu memastikan struktur, autentikasi, dan konten sudah sesuai standar. Dengan begitu, kamu bisa memperbaiki konten atau masalah teknis sebelum email sampai ke ribuan penerima.
Contohnya, Mail-Tester memberikan skor spam dan saran perbaikan. Misal, menambahkan header SPF/DKIM atau menghapus kata-kata yang dianggap spammy.
Hal ini memastikan email aman, profesional, dan memaksimalkan peluang sampai inbox utama.
10. Bersihkan List Email Secara Berkala
Pastikan juga kamu rutin membersihkan daftar, terutama alamat yang sudah tidak aktif atau sering bounce. List yang bersih membuat server penerima lebih percaya, mengurangi bounce rate, dan meningkatkan deliverability.
Misalnya, dari total 5.000 kontak, kalau ada 500 alamat yang mati, lebih baik dihapus agar pengiriman ke 4.500 penerima valid tetap lancar dan tidak kena flag spam.
List terkelola dengan baik meningkatkan reputasi domain dan membantu mencegah email masuk folder spam.
11. Gunakan Bahasa Profesional dan Natural
Hindari click-bait atau kalimat berlebihan. Saat menulis, gunakan bahasa yang jelas, profesional, dan tetap relevan dengan siapa yang akan menerima email.
Contohnya, alih-alih menulis “Kamu HARUS klik sekarang!!!”, gunakan “Kami ingin berbagi tips terbaru yang bisa membantu bisnis kamu.”
Email yang natural lebih dipercaya penerima dan filter email, sehingga mengurangi risiko masuk folder spam.
12. Aktifkan Feedback Loop Jika Tersedia
Beberapa penyedia email besar (Gmail, Yahoo, Outlook) menyediakan feedback loop untuk memantau apakah email ditandai spam. Memanfaatkan fitur ini membantu memperbaiki pengiriman di masa depan.
Contohnya, jika beberapa email ditandai spam, kamu bisa menghapus alamat penerima yang bermasalah atau menyesuaikan konten email.
Cara ini bisa membantu menjaga reputasi pengirim dan memastikan pesanmu lebih sering mendarat di inbox utama.
13. Monitor Engagement dan Analisis Statistik Email
Memantau bagaimana penerima berinteraksi dengan email sangat penting. Statistik seperti open rate, click rate, dan bounce rate memberi insight apakah emailmu diterima dengan baik atau malah sering masuk spam.
Contohnya, jika open rate rendah atau banyak email ditandai spam, kamu bisa menyesuaikan subjek, konten, atau segmentasi list. Misal, segmentasi pelanggan berdasarkan minat agar email lebih relevan.
Melihat data interaksi penerima, seperti seberapa sering email dibuka atau diklik, bisa jadi indikator penting untuk memperbaiki kualitas campaign.
Dengan menerapkan 12+ tips ini secara konsisten, email kamu lebih profesional, terpercaya, dan efektif. Perpaduan antara teknis email, konten yang relevan, personalisasi, dan analisis engagement menjadi kunci utama untuk benar-benar mencegah email masuk folder spam. Untuk mempermudah semua proses ini dan menjaga reputasi domain, tools profesional seperti Google Workspace DomaiNesia sangat direkomendasikan, membuat pengiriman email lebih aman, terstruktur, dan optimal.
Hindari Hal-Hal Ini Jika Tidak Ingin Email Kamu Masuk Spam
Selain menerapkan tips sebelumnya, ada beberapa kesalahan umum yang sering membuat email langsung terselip ke folder spam. Mengetahui hal-hal ini membantu kamu mencegah email masuk folder spam lebih efektif.
- Mengirim email ke list non-opt-in atau beli – mengirim email ke alamat yang tidak pernah memberikan izin meningkatkan risiko email ditandai spam. Bahkan jika kontenmu relevan, penerima yang tidak mengenalmu bisa langsung menandai spam. Contohnya, membeli list 10.000 email dan mengirim newsletter promosi tanpa izin. Banyak email akan langsung ditandai spam dan menurunkan reputasi domain.
- Menggunakan bahasa atau subjek click-bait – subjek yang berlebihan, huruf kapital semua, atau tanda seru berlebihan sering dicurigai spam. Filter email memindai pola ini sebagai sinyal spam. Contohnya, “GRATIS!!! Dapatkan Hadiah Sekarang!!!” → Lebih aman: “Tips Terbaru Agar Bisnismu Lebih Efektif Bulan Ini”.
- Terlalu banyak gambar, sedikit teks – hindari mengirim email yang terlalu berat visualnya, karena filter biasanya lebih percaya dengan konten berbasis teks. Contohnya, newsletter promosi berupa satu gambar poster 5MB tanpa teks. Sebaiknya tambahkan teks relevan dan ringkas agar filter mengenali email sebagai sah.
- Mengabaikan autentikasi email – email tanpa SPF, DKIM, atau DMARC rawan ditandai spam. Mengabaikan autentikasi teknis adalah salah satu kesalahan paling fatal. Sama halnya, domain yang tidak dilengkapi autentikasi seperti DKIM dan SPF lebih rentan diblokir, meskipun isi pesannya sebenarnya bagus.
- Mengirim email massal mendadak – mengirim ribuan email sekaligus tanpa pola membuat server penerima menandai email sebagai spam. Konsistensi pengiriman sangat penting. Contohnya, mengirim 20.000 email dalam sehari tanpa jadwal rutin. Filter spam akan menandai sebagian besar email sebagai spam, meski konten sah.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan tadi, peluang emailmu masuk ke inbox utama akan jauh lebih besar, sekaligus menjaga reputasi domain tetap sehat. Kombinasi penerapan 12+ tips sebelumnya dan menghindari kesalahan-kesalahan ini adalah strategi paling efektif untuk benar-benar mencegah email masuk folder spam.

Strategi Tepat untuk Mencegah Email Masuk Folder Spam
Ingat, deliverability bukan soal keberuntungan, tapi hasil dari strategi yang konsisten dan eksekusi yang benar. Dari 12+ tips yang telah dibahas, inti yang perlu diingat adalah:
- Gunakan domain dan email profesional agar reputasi pengirim terjaga.
- Pastikan autentikasi email (SPF, DKIM, DMARC) sudah benar.
- Buat subjek dan konten email relevan, personal, dan tidak spammy.
- Kirim ke list opt-in yang valid dan bersihkan list secara berkala.
- Jaga konsistensi pengiriman dan pantau engagement penerima.
- Hindari praktik buruk seperti click-bait, terlalu banyak gambar, atau pengiriman massal mendadak.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, peluang email dibaca meningkat, reputasi domain tetap terjaga, dan kamu benar-benar bisa mencegah email masuk folder spam.
Kalau ingin email bisnis selalu aman dan profesional, Google Workspace DomaiNesia bisa jadi solusi. Dimana ini membantu menjaga reputasi domain, memastikan pengiriman lebih stabil, dan memudahkan pengelolaan akun secara terpusat.
Mulai sekarang, terapkan tips ini secara konsisten dan gunakan tools profesional untuk meningkatkan kepercayaan penerima. Dengan begitu, email kamu tidak hanya sampai, tapi juga dibaca dan memberikan hasil maksimal.