
Bagaimana Cara Menulis Copywriting Iklan yang Menarik?

Kemampuan menulis copywriting iklan yang menarik menjadi salah satu kunci sukses sebuah kampanye. Kalimat-kalimat singkat yang mampu menggugah emosi, menimbulkan rasa penasaran, hingga menggerakkan seseorang untuk membeli, bukanlah hasil tulisan sembarangan.
Copywriting bukan sekadar soal menulis, tapi tentang memahami psikologi konsumen dan mengemas pesan secara persuasif. Baik di media sosial, halaman penjualan, atau iklan banner, copywriting yang efektif bisa jadi penentu apakah produkmu dilirik atau diabaikan.
Lalu, bagaimana caranya menulis copywriting yang bisa mencuri perhatian dan mendorong aksi? Yuk, kupas satu per satu strateginya.

Apa Itu Copywriting?
Copywriting adalah seni dan teknik menulis teks persuasif yang bertujuan untuk mendorong pembaca melakukan tindakan tertentu, seperti membeli produk, mengisi formulir, mengklik tautan, atau sekadar mengenali sebuah merek. Teks ini biasa ditemukan di berbagai media pemasaran seperti iklan, brosur, landing page, media sosial, hingga email promosi.
Dalam dunia bisnis, copywriting menjadi salah satu ujung tombak komunikasi yang bisa menentukan berhasil atau tidaknya kampanye iklan. Karena itulah, setiap kata yang ditulis harus memiliki tujuan yang jelas dan bisa menggugah perhatian serta emosi pembaca.
Perbedaan Copywriting dengan Content Writing
Banyak yang mengira copywriting dan content writing adalah hal yang sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar, terutama dari segi tujuan.
Contoh sederhana dari copywriting adalah kalimat seperti:
“Diskon hingga 70%! Beli sekarang sebelum kehabisan!”
Kalimat ini dirancang untuk menarik perhatian dan segera mengajak pembaca bertindak.
Sementara content writing lebih seperti:
“Ingin tahu cara memilih sepatu yang cocok untuk lari? Simak panduan lengkapnya di artikel ini.”
Keduanya saling melengkapi, tapi copywriting lebih menekankan pada hasil cepat dan tindakan langsung dari audiens.
Tujuan Copywriting dalam Iklan
Copywriting bukan sekadar rangkaian kata indah, tapi alat komunikasi yang dirancang untuk mencapai tujuan bisnis tertentu. Dalam konteks periklanan, tujuan utama copywriting adalah untuk membujuk audiens agar melakukan aksi yang diinginkan. Aksi ini bisa bermacam-macam, tergantung dari jenis iklan dan kebutuhan kampanye. Berikut beberapa tujuan utama copywriting dalam iklan:
1. Membangun Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Copywriting membantu mengenalkan identitas merek ke publik sehingga brand awareness meningkat. Dengan gaya bahasa yang konsisten dan mudah dikenali, audiens jadi lebih akrab dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Ini penting untuk membangun kepercayaan dalam jangka panjang.
Contoh:
“Nikmati kenyamanan layaknya di rumah sendiri bersama Hotel Avenia – pengalaman menginap yang nggak terlupakan.”
2. Mendorong Pembelian atau Tindakan Spesifik (Conversion)
Salah satu peran utama copywriting adalah mengajak pembaca untuk bertindak, seperti membeli, mendaftar, atau menghubungi. Kalimat harus dibuat meyakinkan, memunculkan urgensi, dan terasa personal.
Contoh:
“Stok terbatas! Pesan sekarang dan dapatkan potongan 30% khusus hari ini!”
3. Meningkatkan Keterlibatan (Engagement)
Copywriting juga bisa dipakai untuk meningkatkan interaksi, terutama di media sosial. Kalimat yang memicu respons, komentar, atau berbagi konten sangat berguna untuk memperluas jangkauan.
Contoh:
“Tim kopi atau tim teh? Tulis di kolom komentar, ya!”
4. Menjelaskan Nilai Produk Secara Singkat dan Jelas
Produk yang kompleks sekalipun bisa terlihat simpel dan menarik lewat copywriting yang tepat. Tugas copywriter adalah menyampaikan manfaat utama produk dalam bahasa yang mudah dipahami.
Contoh:
“Satu kapsul = energi seharian. Cocok buat kamu yang aktif dan nggak suka ribet.”

Menulis Copywriting yang Menarik
Membuat copywriting iklan yang mampu menarik perhatian dan mendorong tindakan memang bukan perkara gampang. Namun, dengan memahami prinsip dasarnya, proses menulis bisa jadi lebih terarah dan efektif. Di bawah ini adalah beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan:
1. Kenali Target Audiensmu
Langkah pertama dan paling krusial adalah mengenal siapa yang akan membaca iklanmu. Copywriting yang menarik harus terasa personal dan relevan dengan kebutuhan pembacanya.
Tanyakan hal-hal seperti:
- Siapa mereka? (Usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi)
- Apa yang mereka butuhkan atau khawatirkan?
- Apa yang bisa membuat mereka tertarik pada produkmu?
Tips: Buat persona pelanggan, yaitu profil imajiner yang mewakili target audiens, agar pesan yang kamu tulis bisa terasa lebih tepat sasaran.
2. Gunakan Headline yang Menarik
Headline atau judul adalah bagian pertama yang dibaca. Kalau bagian ini nggak menarik, besar kemungkinan audiens akan langsung mengabaikan iklanmu.
Karakter headline yang baik:
- Singkat dan jelas
- Menyentuh masalah atau keinginan audiens
- Menimbulkan rasa penasaran
Contoh headline menarik:
- “Capek Bangun Pagi? Ini Solusi Simpel Biar Nggak Telat Lagi!”
- “Diskon 50% Khusus Hari Ini – Jangan Lewatkan!”
Gunakan formula seperti: [Masalah] + [Solusi], atau [Manfaat] + [Urgensi]
3. Tulis dengan Gaya Bahasa yang Emosional dan Relevan
Bahasa yang terlalu formal atau kaku bisa membuat copywriting terasa dingin dan jauh dari pembaca. Sebaliknya, gunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami dan membangun koneksi emosional.
Contoh:
Daripada menulis:
“Produk kami menawarkan efisiensi tinggi dengan desain ergonomis.”
Lebih baik:
“Kerja jadi lebih cepat dan nyaman. Coba deh rasain bedanya!”
Gunakan kata-kata yang memicu rasa senang, penasaran, percaya diri, atau bahkan rasa takut ketinggalan (FOMO), selama masih sesuai konteks.
4. Fokus pada Manfaat, Bukan Sekadar Fitur
Audiens nggak selalu peduli dengan fitur teknis produkmu, yang mereka cari adalah manfaat langsung untuk kehidupan mereka.
Fitur:
Kapasitas baterai 6000mAh
Manfaat:
Nggak perlu repot ngecas seharian
Tanyakan pada diri sendiri:
“So what?” setelah menyebutkan fitur. Kalau jawabannya adalah manfaat yang nyata, maka copy-mu akan terasa lebih kuat.
5. Gunakan Call to Action (CTA) yang Kuat
CTA adalah kalimat ajakan yang mengarahkan audiens untuk melakukan sesuatu setelah membaca iklan. Tanpa CTA yang jelas, audiens bisa saja tertarik tapi bingung harus ngapain.
Contoh CTA yang kuat:
- “Beli Sekarang dan Dapatkan Bonusnya!”
- “Coba Gratis Hari Ini”
- “Daftar Sekarang Sebelum Kuota Habis!”
Gunakan kata kerja yang langsung dan spesifik. CTA harus terasa mendesak namun tidak memaksa.
6. Buat Copy yang Singkat, Padat, dan Jelas
Iklan bukan tempat untuk cerita panjang. Copy yang bagus itu ringkas tapi berisi. Potong kata atau kalimat yang nggak perlu, dan gunakan kalimat aktif.
Tips singkat:
- Hindari jargon
- Gunakan kalimat pendek
- Tulis seolah sedang berbicara langsung
Contoh:
Daripada:
“Kami menghadirkan solusi terbaik untuk mendukung aktivitas harian Kamu.”
Lebih baik:
“Aktivitas padat? Ini solusi simpel buat harimu lebih ringan.”
7. Lakukan A/B Testing pada Copy Iklan
Kadang, copy yang menurutmu bagus belum tentu efektif di lapangan. Di sinilah pentingnya A/B testing — yaitu membandingkan dua versi copy untuk melihat mana yang paling efektif.
Yang bisa diuji:
- Headline
- CTA
- Gaya bahasa
- Panjang teks
Dengan data hasil testing, kamu bisa membuat keputusan berdasarkan fakta, bukan hanya asumsi. Copywriting jadi lebih terarah dan performanya bisa terus ditingkatkan.
Jasa Pembuatan Website Kami Siap Membantu!

Copywriting yang Menjual Dimulai dari Memahami Audiens
Menulis copywriting iklan yang menarik bukan sekadar soal kata-kata indah, tapi tentang bagaimana menyampaikan pesan yang tepat kepada orang yang tepat.
Dengan memahami audiens, menggunakan headline yang kuat, bahasa emosional, manfaat produk, hingga CTA yang jelas, setiap copy bisa menjadi alat komunikasi yang powerful untuk meningkatkan konversi.
Dipadukan dengan uji coba dan penyempurnaan, copywriting yang baik akan jadi senjata utama dalam menarik perhatian dan membangun kepercayaan calon pelanggan.