
Belajar TypeScript untuk Developer React dengan Mudah

Halo DomaiNesians! Pernah nggak kamu lagi ngoding React, eh tiba-tiba console penuh error? Padahal kalau dicek sekilas, kodenya terasa nggak ada masalah. Nah, di situlah TypeScript untuk developer React bisa jadi sahabat baru kamu.
Dengan TypeScript, kamu nggak cuma dapat keamanan ekstra saat ngoding, tapi juga bikin project lebih gampang dikelola, apalagi kalau dikerjain bareng tim. Artikel ini bakal ngajak kamu jalan-jalan step by step memahami TypeScript untuk developer React: mulai dari dasar-dasarnya, setup lingkungan kerja, bikin project baru, sampai implementasi ke props, state, hooks, dan context API.
Buat kamu yang sering pusing karena bug kecil atau error nggak jelas, belajar TypeScript untuk developer React bisa jadi investasi penting biar workflow lebih rapi. Yuk, kupas bareng-bareng gimana cara praktisnya di artikel ini!

Kenapa Perlu TypeScript di React?
React memberi banyak kebebasan, tapi di project skala besar, kebebasan itu bisa berubah jadi tantangan: tracking bug yang susah, data salah kirim, atau kode yang makin susah dipahami. Untungnya, TypeScript bisa bantu menertibkan semua itu.
Tanpa TypeScript, developer biasanya baru menyadari kesalahan ketika aplikasi sudah dijalankan. Dengan TypeScript untuk developer React, banyak potensi error bisa terdeteksi lebih awal. Kamu dapat memastikan tipe data pada props, state, maupun context sudah benar sebelum aplikasi berjalan. Hasilnya, alur kerja lebih aman dan minim kesalahan kecil yang bisa berujung besar.
Selain itu, penggunaan TypeScript untuk developer React membuat kode menjadi lebih konsisten dan mudah dipahami. Saat bekerja dalam tim, semua anggota akan mengikuti aturan yang sama, sehingga kolaborasi menjadi lebih lancar. Tidak heran jika banyak tim React modern memilih TypeScript untuk meningkatkan produktivitas sekaligus kualitas aplikasi yang mereka kembangkan.
Dasar TypeScript untuk Developer React
Sebelum masuk ke penerapan lebih jauh, ada baiknya memahami dulu dasar-dasar TypeScript. Hal ini penting supaya penggunaan TypeScript untuk developer React bisa lebih maksimal.
1. Tipe Data Dasar
TypeScript menyediakan tipe data yang membantu kamu menulis kode lebih aman. Misalnya:
1 2 3 |
let username: string = "Andi"; let age: number = 25; let isActive: boolean = true; |
Dengan mendefinisikan tipe sejak awal, kamu tidak perlu khawatir salah mengirim data ke komponen.
2. Interface & Type Aliases
Salah satu fitur penting adalah interface dan type aliases yang membantu kamu mendeskripsikan struktur data yang lebih rumit dengan cara yang rapi. Contohnya:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 |
interface User { Â Â id: number; Â Â name: string; Â Â email?: string; // optional } const newUser: User = { Â Â id: 1, Â Â name: "Budi", }; |
Ini membantu memastikan setiap objek memiliki struktur yang konsisten.
3. Union Types
Ada juga union, yang dipakai saat sebuah variabel bisa punya lebih dari satu tipe data.
1 2 |
let status: "loading" | "success" | "error"; status = "loading"; |
Dengan cara ini, kamu bisa mengurangi kemungkinan salah assign data.
4. Generics
Generics membuat kode lebih fleksibel sekaligus tetap aman.
1 2 3 4 5 |
function identity<T>(value: T): T { Â Â return value; } const result = identity<string>("Hello"); |
Generics sering digunakan di library React modern karena membantu menjaga konsistensi data tanpa kehilangan fleksibilitas.
Menguasai dasar ini akan membuat kamu lebih percaya diri saat menerapkan TypeScript untuk developer React di project nyata. Nah, setelah paham pondasinya, sekarang saatnya menyiapkan lingkungan kerja sebelum benar-benar mulai coding.
Persiapan Awal: Setup Lingkungan Kerja
Sebelum mulai ngoding, ada baiknya kamu siapin dulu beberapa hal biar pengalaman pakai TypeScript untuk developer React lebih mulus. Persiapan ini cukup sederhana, tapi penting agar project bisa langsung dijalankan tanpa hambatan.
1. Instal Node.js dan npm
Pastikan kamu sudah menginstal Node.js di komputer. Saat kamu install Node.js, otomatis sudah ada npm (Node Package Manager) yang bisa dipakai buat ngatur dependency project.
Cek versi Node.js:
1 |
node -v |
Cek versi npm:
1 |
npm -v |
Versi terbaru biasanya lebih stabil untuk menjalankan project React dengan TypeScript
2. Pilih Editor Kode
Rekomendasi editor yang paling umum dipakai adalah Visual Studio Code (VS Code). VS Code punya ekstensi bawaan yang sangat mendukung TypeScript, seperti autocompletion, linting, dan integrasi debugging.
3. Instal Ekstensi VSCode yang Mendukung TypeScript
Supaya workflow makin nyaman, tambahkan ekstensi seperti:
- ESLint → membantu menjaga kualitas kode.
- Prettier → merapikan format kode secara otomatis.
- TypeScript React (tsx) → mendukung sintaks JSX/TSX agar lebih nyaman dipakai.
4. Pastikan Git Sudah Terinstal
Karena project React biasanya bakal terus berkembang, Git bisa jadi senjata penting. Dengan version control ini, tiap perubahan kode bisa ditelusuri, dan kerja tim jadi lebih tertata.
Dengan setup sederhana ini, kamu sudah siap untuk mulai membangun project React dengan TypeScript. Selanjutnya, mari masuk ke langkah membuat project baru dengan TypeScript untuk developer React, biar kamu bisa langsung praktik dari awal.
Membuat Project Baru dengan TypeScript
Setelah lingkungan kerja siap, langkah berikutnya adalah membuat project React baru yang sudah terintegrasi dengan TypeScript. Ada beberapa cara yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan.
1. Menggunakan Create React App (CRA)
Cara paling populer adalah dengan create-react-app
. Waktu membuat project baru, kamu bisa langsung pilih template TypeScript biar tidak perlu konfigurasi manual dari awal.
1 |
npx create-react-app my-app --template typescript |
Perintah ini akan membuat folder my-app
lengkap dengan konfigurasi React + TypeScript. Setelah selesai, masuk ke folder project dan jalankan:
1 2 |
cd my-app npm start |
Dengan begitu, kamu sudah punya project React yang siap menggunakan TypeScript untuk developer React sejak awal.
2. Alternatif: Menggunakan Vite
Buat kamu yang ingin proses build lebih cepat, Vite bisa jadi pilihan menarik. Vite mendukung TypeScript secara bawaan dan sangat ringan.
1 |
npm create vite@latest my-vite-app |
Saat diminta memilih framework, pilih:
1 |
React |
React + TypeScript
Setelah itu, jalankan perintah berikut untuk menginstal dependency:
1 2 3 |
cd my-vite-app npm install npm run dev |
Kalau semua sudah beres, project React dengan TypeScript kamu bisa langsung jalan di localhost.

3. Kenapa Penting Memulai dengan Template TypeScript?
Memulai project dengan template yang sudah mendukung TypeScript membuat konfigurasi awal jadi lebih mudah. Kamu tidak perlu menambahkan file konfigurasi manual seperti tsconfig.json, karena semuanya sudah disiapkan. Hal ini mempersingkat waktu setup dan membuatmu bisa langsung fokus belajar bagaimana menggunakan TypeScript untuk developer React dalam kode sehari-hari.
Dengan project baru ini, kamu sudah berada di jalur yang benar. Selanjutnya, bisa langsung masuk ke penerapan lebih praktis: bagaimana menggunakan props dan state dengan TypeScript agar komponen React lebih aman dan terstruktur.
Menggunakan Props dan State dengan TypeScript
Setelah berhasil membuat project, saatnya memahami bagaimana TypeScript untuk developer React membantu dalam mendefinisikan props dan state. Dua hal ini adalah pondasi penting dalam membangun komponen React, jadi pengetikan yang jelas akan membuat kode jauh lebih aman.
1. Mengetik Props pada Komponen
Dengan TypeScript, bisa menentukan struktur props sejak awal. Misalnya:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 |
type GreetingProps = { Â Â name: string; Â Â age?: number; // optional }; function Greeting({ name, age }: GreetingProps) { Â Â return ( Â Â Â Â <div> Â Â Â Â Â Â <h1>Halo, {name}!</h1> Â Â Â Â Â Â {age && <p>Umur kamu: {age}</p>} Â Â Â Â </div> Â Â ); } |
Kelebihan pendekatan ini:
- Konsistensi: props yang masuk harus sesuai tipe.
- Clarity: orang lain yang baca kode langsung tahu tipe data yang diharapkan.
- Error lebih cepat terdeteksi: misalnya, jika ada props salah kirim (angka dikirim sebagai string), TypeScript langsung memberi peringatan.
2. Mengetik State dengan useState
State di React juga bisa lebih aman kalau ditambahkan typing.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 |
import { useState } from "react"; function Counter() { Â Â const [count, setCount] = useState<number>(0); Â Â return ( Â Â Â Â <div> Â Â Â Â Â Â <p>Nilai sekarang: {count}</p> Â Â Â Â Â Â <button onClick={() => setCount(count + 1)}>Tambah</button> Â Â Â Â </div> Â Â ); } |
Dengan menuliskan useState<number>(0)
, kamu memberi tahu TypeScript bahwa count harus berupa angka. Kalau tidak sengaja memasukkan string, TypeScript akan menolak.
3. Props + State dalam Komponen Nyata
Kombinasi props dan state juga sangat umum dipakai. Contoh:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 |
type TodoItemProps = {   title: string;   isDone: boolean; }; function TodoItem({ title, isDone }: TodoItemProps) {   const [done, setDone] = useState<boolean>(isDone);   return (     <div>       <input         type="checkbox"         checked={done}         onChange={() => setDone(!done)}       />       <span>{title}</span>     </div>   ); } |
Contoh ini menunjukkan bagaimana TypeScript untuk developer React membuat kode lebih jelas dan mencegah error kecil saat aplikasi tumbuh besar.
Dengan props dan state yang sudah rapi, kamu akan merasa lebih percaya diri saat menulis komponen. Selanjutnya, mari masuk ke tahap berikutnya: bagaimana menggunakan Hooks dengan TypeScript supaya aplikasi React makin powerful.
Hooks dan TypeScript
Hooks adalah salah satu fitur paling penting di React modern. Dengan bantuan TypeScript untuk developer React, penggunaan hooks bisa lebih aman karena setiap state, efek, atau ref punya tipe data yang jelas. Mari lihat beberapa contoh.
1. useEffect
Hook useEffect
sering digunakan untuk side effect, seperti fetching data atau manipulasi DOM. TypeScript membantu memahami pola data yang masuk maupun keluar, jadi alurnya lebih terprediksi.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 |
import { useEffect, useState } from "react"; function UserList() { Â Â const [users, setUsers] = useState<string[]>([]); Â Â useEffect(() => { Â Â Â Â setUsers(["Andi", "Budi", "Citra"]); Â Â }, []); Â Â return ( Â Â Â Â <ul> Â Â Â Â Â Â {users.map((user, i) => ( Â Â Â Â Â Â Â Â <li key={i}>{user}</li> Â Â Â Â Â Â ))} Â Â Â Â </ul> Â Â ); } |
Di sini, users
didefinisikan sebagai array string. Salah input data? Misalnya string diganti angka, TypeScript langsung kasih warning sebelum kode dijalankan.
2. useReducer
useReducer
sangat cocok untuk state yang kompleks.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 |
import { useReducer } from "react"; type CounterState = { count: number }; type CounterAction = { type: "increment" } | { type: "decrement" }; function reducer(state: CounterState, action: CounterAction): CounterState { Â Â switch (action.type) { Â Â Â Â case "increment": Â Â Â Â Â Â return { count: state.count + 1 }; Â Â Â Â case "decrement": Â Â Â Â Â Â return { count: state.count - 1 }; Â Â Â Â default: Â Â Â Â Â Â return state; Â Â } } function Counter() { Â Â const [state, dispatch] = useReducer(reducer, { count: 0 }); Â Â return ( Â Â Â Â <div> Â Â Â Â Â Â <p>Nilai: {state.count}</p> Â Â Â Â Â Â <button onClick={() => dispatch({ type: "increment" })}>Tambah</button> Â Â Â Â Â Â <button onClick={() => dispatch({ type: "decrement" })}>Kurangi</button> Â Â Â Â </div> Â Â ); } |
Dengan pengetikan CounterState
dan CounterAction
, ini memastikan hanya aksi yang valid yang bisa dipanggil.
3. useRef
Hook useRef
juga bisa lebih aman dengan TypeScript.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 |
import { useRef, useEffect } from "react"; function InputFocus() { Â Â const inputRef = useRef<HTMLInputElement>(null); Â Â useEffect(() => { Â Â Â Â inputRef.current?.focus(); Â Â }, []); Â Â return <input ref={inputRef} placeholder="Ketik di sini..." />; } |
Saat menambahkan <HTMLInputElement>
tipe pada useRef
, itu artinya mendeklarasikan bahwa referensi tersebut hanya mengarah ke elemen input tertentu.
Menggabungkan hooks dengan TypeScript membuat struktur kode lebih terang, mengurangi potensi bug, sekaligus membuat proses development lebih efisien. Dengan kata lain, TypeScript untuk developer React bukan hanya soal keamanan, tapi juga efisiensi kerja.
Selanjutnya, akan membahas Context API dan TypeScript, sebuah kombinasi yang sangat membantu ketika data perlu dibagikan ke banyak komponen.
Context API dan TypeScript
Kalau props sering membuat kamu harus passing data bolak-balik antar komponen, Context API hadir sebagai solusi. Dengan TypeScript untuk developer React, implementasi Context jadi lebih terstruktur dan aman, karena setiap value punya definisi tipe yang tegas.
1. Membuat Context
Mari mulai dengan membuat context sederhana untuk theme.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 |
import { createContext, useContext, useState } from "react"; type Theme = "light" | "dark"; type ThemeContextType = { Â Â theme: Theme; Â Â toggleTheme: () => void; }; const ThemeContext = createContext<ThemeContextType | undefined>(undefined); |
Di sini, ThemeContextType
mendefinisikan struktur data context. Jadi, kamu tahu persis theme
adalah "light" | "dark"
, bukan tipe lain.
2. Membuat Provider
Provider digunakan untuk membungkus komponen yang butuh akses ke context.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 |
export function ThemeProvider({ children }: { children: React.ReactNode }) { Â Â const [theme, setTheme] = useState<Theme>("light"); Â Â const toggleTheme = () => { Â Â Â Â setTheme((prev) => (prev === "light" ? "dark" : "light")); Â Â }; Â Â return ( Â Â Â Â <ThemeContext.Provider value={{ theme, toggleTheme }}> Â Â Â Â Â Â {children} Â Â Â Â </ThemeContext.Provider> Â Â ); } |
Dengan pendekatan ini, semua komponen yang ada di dalam ThemeProvider
bisa mengakses data theme.
3. Menggunakan Context
Kamu bisa membuat custom hook untuk memudahkan penggunaan.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 |
function useTheme() { Â Â const context = useContext(ThemeContext); Â Â if (!context) { Â Â Â Â throw new Error("useTheme harus digunakan di dalam ThemeProvider"); Â Â } Â Â return context; } function ThemeButton() { Â Â const { theme, toggleTheme } = useTheme(); Â Â return ( Â Â Â Â <button onClick={toggleTheme}> Â Â Â Â Â Â Mode saat ini: {theme === "light" ? " Terang" : " Gelap"} Â Â Â Â </button> Â Â ); } |
Hasilnya, tiap kali tombol diklik, mode theme langsung berubah, dan semua komponen yang subscribe ke context ikut update.
Dengan bantuan TypeScript untuk developer React, Context API jadi lebih mudah dipelihara karena semua tipe sudah terdefinisi dengan jelas. Developer lain yang join ke project pun bisa lebih cepat paham struktur data.
Saat waktunya deploy project React + TypeScript ke hosting, pastikan platform yang kamu pilih sudah mendukung Node.js. Salah satunya, Web Hosting DomaiNesia sudah siap buat handle aplikasi modern dengan lancar.
Menggunakan TypeScript dengan React Router
Kalau project React makin kompleks, pasti butuh navigasi antar halaman. Nah, React Router jadi pilihan populer. Dengan TypeScript untuk developer React, bisa membuat routing lebih aman karena tiap parameter route punya tipe jelas.
1. Instalasi React Router
Pertama, pastikan sudah install paketnya:
1 |
npm install react-router-dom |
2. Membuat Routing Dasar
Contoh sederhana pakai React Router v6:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 |
import { BrowserRouter as Router, Routes, Route, Link, useParams } from "react-router-dom"; function Home() { Â Â return <h2>Halaman Home</h2>; } function About() { Â Â return <h2>Halaman About</h2>; } export default function App() { Â Â return ( Â Â Â Â <Router> Â Â Â Â Â Â <nav> Â Â Â Â Â Â Â Â <Link to="/">Home</Link> | <Link to="/about">About</Link> Â Â Â Â Â Â </nav> Â Â Â Â Â Â <Routes> Â Â Â Â Â Â Â Â <Route path="/" element={<Home />} /> Â Â Â Â Â Â Â Â <Route path="/about" element={<About />} /> Â Â Â Â Â Â </Routes> Â Â Â Â </Router> Â Â ); } |
Dengan ini, user bisa navigasi antar halaman tanpa reload.
3. Routing dengan Parameter
Kadang perlu passing parameter di URL, misalnya /:id
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 |
type UserParams = { Â Â id: string; }; function UserDetail() { Â Â const { id } = useParams<UserParams>(); Â Â return <h2>Detail User ID: {id}</h2>; } export default function App() { Â Â return ( Â Â Â Â <Router> Â Â Â Â Â Â <Routes> Â Â Â Â Â Â Â Â <Route path="/user/:id" element={<UserDetail />} /> Â Â Â Â Â Â </Routes> Â Â Â Â </Router> Â Â ); } |
Nah, karena sudah define UserParams
, maka id
dipastikan string, bukan tipe lain. Pendekatan ini membuat kode lebih terjaga, mudah dibaca, dan gampang dirawat dalam jangka panjang.
Dengan TypeScript untuk developer React, penggunaan React Router jadi lebih jelas dan terstruktur. Kamu tidak perlu takut salah akses parameter atau salah tipe data.
Kalau project kamu sudah berkembang dengan banyak route, pastikan environment hostingnya stabil biar akses tetap lancar. Salah satu pilihan terbaik buat menjalankan aplikasi React + TypeScript dengan lancar adalah Cloud VPS DomaiNesia, yang sudah siap untuk kebutuhan skala kecil hingga besar.
Debugging dan Error Handling dengan TypeScript di React
Setiap developer pasti pernah ngalamin error pas ngoding. Bedanya, dengan TypeScript untuk developer React, proses debugging bisa lebih cepat karena banyak error sudah terdeteksi di tahap compile sebelum masuk ke browser.
1. Error yang Terdeteksi di Compile-Time
Misalnya coba assign tipe yang salah:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 |
type User = { Â Â id: number; Â Â name: string; }; const user: User = { Â Â id: "123", // Error: Type 'string' is not assignable to type 'number' Â Â name: "Alice" }; |
Tanpa harus menjalankan project, TypeScript langsung kasih tahu kalau ada ketidakcocokan tipe. Ini hemat waktu banget saat debugging.
2. Menangani Error dengan Boundary
React punya fitur Error Boundary buat menangkap error di komponen. Dengan TypeScript, bisa menetapkan tipe data secara eksplisit, sehingga kode lebih jelas maksud dan penggunaannya:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 |
import React from "react"; type ErrorBoundaryState = { Â Â hasError: boolean; }; class ErrorBoundary extends React.Component<{ children: React.ReactNode }, ErrorBoundaryState> { Â Â constructor(props: { children: React.ReactNode }) { Â Â Â Â super(props); Â Â Â Â this.state = { hasError: false }; Â Â } Â Â static getDerivedStateFromError() { Â Â Â Â return { hasError: true }; Â Â } Â Â componentDidCatch(error: Error, info: React.ErrorInfo) { Â Â Â Â console.error("Error caught:", error, info); Â Â } Â Â render() { Â Â Â Â if (this.state.hasError) { Â Â Â Â Â Â return <h2>Oops! Ada yang error nih </h2>; Â Â Â Â } Â Â Â Â return this.props.children; Â Â } } |
Sekarang, kalau ada error di komponen anak, aplikasi tidak langsung crash, tapi ditangani dengan tampilan fallback.
3. Optional Chaining dan Nullish Coalescing
TypeScript juga bantu handle data yang nullable. Misalnya:
1 2 3 4 5 6 7 |
type Profile = { Â Â name?: string; }; const profile: Profile = {}; console.log(profile.name?.toUpperCase() ?? "Nama tidak tersedia"); |
Dengan cara ini, kamu aman dari error undefined
saat akses data.
Dengan dukungan TypeScript untuk developer React, debugging dan error handling jadi lebih efektif. Developer bisa lebih fokus ke fitur, bukan pusing dengan bug kecil yang sering muncul karena salah tipe.
Deploy Project React + TypeScript ke Production
Begitu aplikasi selesai dibangun, tahap selanjutnya adalah deployment ke production agar bisa diakses oleh user. Menariknya, untuk TypeScript untuk developer React, alurnya hampir sama dengan React biasa, hanya ada tambahan proses compile dari TypeScript ke JavaScript.
1. Build Project
Pertama, jalankan build command:
1 |
npm run build |
Command ini akan menghasilkan folder build/
yang berisi file statis siap deploy. TypeScript otomatis dikompilasi ke JavaScript, jadi browser bisa menjalankannya tanpa masalah.
2. Pilihan Platform Hosting
Ada beberapa opsi untuk deploy:
- Static Hosting → pas banget untuk aplikasi front-end murni, misalnya kalau kamu deploy lewat Netlify atau Vercel.
- Cloud VPS → memberi keleluasaan penuh, jadi kamu bisa setup Node.js, API backend, hingga database sesuai kebutuhan project.
Kalau aplikasi kamu tidak hanya front-end, tapi juga butuh API custom atau koneksi ke database, Cloud VPS DomaiNesia bisa jadi solusi yang tepat. Kamu bisa atur server sesuai kebutuhan, plus performanya stabil untuk handle traffic tinggi.
3. Upload ke Server
Jika pakai Cloud VPS, langkahnya biasanya:
- Upload folder
build/
via SSH atau Git. - Konfigurasi web server (misalnya Nginx atau Apache) untuk serve file statis.
- Pastikan domain dan SSL sudah aktif.
4. Testing Setelah Deploy
Setelah project live, jangan lupa cek:
- Navigasi antar halaman berjalan normal.
- API backend (jika ada) bisa diakses dengan lancar.
- Error log server bersih.
Dengan langkah ini, project berbasis TypeScript untuk developer React sudah siap diluncurkan ke publik. Proses deploy memang butuh detail, tapi hasilnya sepadan: aplikasi yang lebih aman, scalable, dan mudah dipelihara.
Kalau pengin deploy lancar tanpa pusing konfigurasi server dari nol, coba deh Cloud VPS DomaiNesia. Performanya oke buat aplikasi modern, plus supportnya siap bantu kalau ada kendala.

TypeScript Membuat React Lebih Kuat
Jadi, sekarang kamu udah paham kan serunya ngembangin aplikasi dengan TypeScript untuk developer React? Dari setup awal, bikin project baru, mainin props & state, pakai hooks, sampai ke level lanjut kayak context, routing, debugging, hingga akhirnya deploy ke production. Semua langkah ini bikin workflow lebih rapi, minim bug, dan pastinya bikin kamu pede ngoding.
Kalau aplikasimu sudah siap meluncur, jangan biarkan performanya ketahan gara-gara server kurang kuat. Cloud VPS DomaiNesia siap bikin project React + TypeScript kamu perform maksimal, aman, dan tahan banting untuk skala besar.
Selamat bereksperimen dengan project kamu, dan ingat: semakin sering latihan, semakin cepat kamu jadi pro di dunia TypeScript untuk developer React!