
Strategi Segmentasi Email Paling Ampuh untuk Bisnismu!

Hai DomaiNesians! Pernah nggak sih kamu merasa udah capek-capek bikin email marketing, tapi hasilnya minim banget? Email dibuka aja jarang, apalagi di-klik. Nah, bisa jadi masalahnya bukan di desain atau kata-katamu yang kurang manis, tapi di satu hal penting yang sering dilupakan: strategi segmentasi email.
Coba bayangin kamu punya toko online yang jual berbagai macam produk. Kalau kamu kirim satu jenis email yang sama ke semua pelanggan, jelas nggak semua orang akan merasa email itu relevan. Pelanggan cowok yang suka beli peralatan motor mungkin nggak akan tertarik dengan email promo lipstik, kan?
Makanya, segmentasi email itu penting banget. Ini adalah kunci buat menyampaikan pesan yang pas ke orang yang tepat di waktu yang tepat. Yuk, bahas bareng gimana caranya membangun daftar email yang tersegmentasi dengan baik biar hasil marketing kamu makin mantap!

Kenapa Segmentasi Email Itu Penting?
Strategi segmentasi email bukan cuma tren sesaat di dunia digital marketing. Ini adalah pendekatan yang sudah terbukti secara data bisa meningkatkan performa kampanye email. Dengan mensegmentasi daftar email, kamu bisa:
- Meningkatkan open rate (karena email kamu jadi lebih relevan).
- Memperbesar click-through rate (karena isi email sesuai kebutuhan audiens).
- Menurunkan angka unsubscribe (karena audiens merasa dipahami dan terhubung secara personal).
- Meningkatkan konversi penjualan (karena pesanmu lebih personal).
Menurut Campaign Monitor, marketer yang melakukan segmentasi email melihat peningkatan revenue hingga 760%. Gila, kan? Ini karena orang lebih tertarik pada konten yang sesuai dengan kebutuhan atau minat mereka. Jadi daripada buang-buang waktu dan tenaga mengirim email yang tidak ditanggapi, lebih baik main pintar dengan strategi segmentasi email.
Tapi segmentasi itu bukan cuma soal bikin beberapa daftar email terus selesai. Kamu perlu tahu cara mengelompokkan audiensmu, tools apa yang bisa bantu, dan strategi apa saja yang bisa kamu gunakan biar hasilnya maksimal. Tenang, semuanya bakal dibahas lengkap di bawah ini!
Cara Jitu Segmentasi Email Sesuai Target Audiens
Menerapkan strategi segmentasi email yang efektif bukan sekadar membagi daftar kontak jadi beberapa kelompok. Kamu perlu tahu data apa yang harus dikumpulkan, bagaimana mengelolanya, dan yang paling penting: bagaimana menggunakan data itu untuk menyusun pesan yang tepat. Nah, berikut ini adalah beberapa pendekatan segmentasi yang bisa kamu terapkan sesuai dengan kebutuhan bisnismu.
1. Segmentasi Berdasarkan Demografi
Segmentasi demografis merupakan dasar dari banyak strategi segmentasi email. Ini melibatkan pengelompokan audiens berdasarkan informasi pribadi seperti:
- Usia – misalnya, kamu bisa menyesuaikan gaya bahasa dan produk yang dipromosikan untuk Gen Z dibandingkan dengan Baby Boomer.
- Jenis kelamin – ini penting untuk brand fashion, skincare, atau produk berbasis gender lainnya.
- Lokasi – promosi musiman atau event lokal bisa lebih efektif jika disesuaikan dengan tempat tinggal pelanggan.
- Pekerjaan dan penghasilan – produk premium mungkin lebih cocok dikirim ke pelanggan dengan penghasilan tertentu.
Contoh penerapan, jika kamu menjual produk baju muslim, kamu bisa menargetkan pelanggan wanita usia 25–45 di daerah dengan mayoritas muslim menjelang Ramadhan. Ini adalah penerapan sederhana tapi powerful dari strategi segmentasi email berbasis demografi.

2. Segmentasi Berdasarkan Perilaku
Di era digital ini, banyak tools email marketing bisa merekam aktivitas pelanggan. Ini membuka peluang besar untuk strategi segmentasi email berbasis perilaku. Artinya, kamu mengelompokkan audiens berdasarkan bagaimana mereka berinteraksi dengan brand-mu, contohnya:
- Pelanggan yang sudah pernah membeli vs. belum pernah.
- Frekuensi pembelian.
- Respons terhadap email sebelumnya (dibuka, diklik, diabaikan).
- Produk yang sering dilihat atau dimasukkan ke keranjang.
Contoh penerapan, kalau ada pelanggan yang sering buka email tapi belum pernah beli, kamu bisa kirim email eksklusif dengan penawaran terbatas. Sementara itu, pelanggan setia yang sering bertransaksi bisa diberikan program loyalitas atau hadiah sebagai bentuk apresiasi. Ini salah satu bentuk strategi segmentasi email yang bisa meningkatkan konversi secara signifikan.
3. Segmentasi Berdasarkan Minat dan Preferensi
Jenis segmentasi ini memungkinkan kamu untuk menyasar audiens berdasarkan apa yang mereka sukai. Data bisa dikumpulkan melalui:
- Formulir pendaftaran newsletter.
- Survei online.
- Riwayat pembelian.
- Aktivitas di website atau aplikasi.
Contoh penerapan, kalau kamu punya toko online yang menjual produk rumah tangga, kamu bisa membuat segmen khusus untuk pelanggan yang sering membeli peralatan dapur, lalu mengirimkan email tentang produk-produk masak terbaru. Dengan strategi segmentasi email ini, kamu tidak hanya jualan, tapi juga membangun koneksi personal yang lebih kuat.
4. Segmentasi Berdasarkan Lifecycle Pelanggan
Lifecycle atau siklus hidup pelanggan bisa jadi dasar segmentasi yang sangat efektif. Pelanggan berada di tahap yang berbeda-beda dalam hubungan mereka dengan brand kamu, misalnya:
- New subscriber – mereka baru kenal kamu, jadi kirim email perkenalan dan edukasi dulu.
- Prospect (calon pelanggan) – beri mereka insentif untuk mencoba beli.
- Repeat customer – dorong pembelian ulang atau upsell produk lain.
- Pelanggan pasif – kirim email re-engagement biar mereka kembali aktif.
Sebagai contoh, pelanggan baru yang belum pernah melakukan pembelian bisa menerima email sambutan berisi penawaran diskon spesial. Sedangkan pelanggan lama bisa ditawari paket bundling yang eksklusif. Ini adalah bentuk lanjutan dari strategi segmentasi email yang benar-benar disesuaikan dengan posisi pelanggan dalam journey mereka.
5. Segmentasi Berdasarkan Engagement
Engagement rate jadi indikator penting untuk menentukan minat pelanggan terhadap kontenmu. Kamu bisa membuat segmen berdasarkan:
- Pelanggan aktif (sering buka & klik email).
- Pelanggan semi-aktif (buka sesekali).
- Pelanggan pasif (jarang buka email).
Contoh penerapan, untuk pelanggan pasif, kamu bisa kirim campaign “We Miss You!” disertai insentif, seperti diskon atau konten spesial. Sedangkan pelanggan aktif bisa mendapatkan konten eksklusif atau informasi lebih sering.
Dengan memanfaatkan strategi segmentasi email berbasis engagement, kamu bisa mempertahankan audiens yang sudah aktif dan mencoba menghidupkan kembali yang mulai “dingin”.

Saatnya Meningkatkan Email Marketing Kamu!
Segmentasi email bukan cuma soal teknis, ini soal memahami pelanggan kamu lebih dalam dan memberikan pengalaman yang personal. Ketika kamu tahu siapa pelangganmu, apa yang mereka suka, dan di mana mereka berada, kamu bisa menyusun kampanye email yang lebih relevan, engaging, dan menghasilkan.
Ingat, strategi segmentasi email yang efektif bukan soal seberapa banyak email yang kamu kirim, tapi seberapa tepat sasaran email itu. Dengan pendekatan yang lebih terarah, kamu bisa meningkatkan open rate, CTR, dan bahkan penjualan tanpa harus mengirim spam ke seluruh daftar emailmu.
Biar strategi email marketing kamu makin nendang, jangan lupa pakai Email Hosting yang bisa diandalkan! Dengan Email Hosting dari DomaiNesia, kamu bisa kirim email profesional, bebas masuk spam, dan punya kapasitas besar untuk menyimpan data pelanggan. Coba sekarang dan rasakan bedanya!