Remote Backup: Cara Aman Simpan Backup Data
Seperti yang kamu ketahui, data adalah kumpulan informasi baik bersifat privat maupun umum. Data bisa berupa teks, gambar, video, hingga sebuah kode program.
Karena sifatnya yang bisa privat atau umum, maka data harus dijaga sebaik mungkin. Salah satu cara untuk menjaga data adalah dengan melakukan backup data.
Backup data dari dulu hingga saat ini sudah menjadi hal yang penting. Hal ini karena manfaat apabila kamu melakukan backup data secara berkala meliputi mencegah apabila terjadi hal-hal yang tidak terduga bisa kerusakan hardware atau serangan hacker dan pemulihan data yang rusak atau bermasalah dapat segera terselesaikan.
Lalu, apa itu remote backup? Bagaimana cara kerja remote backup? Dimana hasil backup akan disimpan? Dan bagaimana skema penyimpanan hasil backup yang aman?
Remote Backup DomaiNesia
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, yuk kenalan dulu dengan Remote Backup DomaiNesia. Sekarang ini beberapa layanan DomaiNesia telah menyediakan fitur Remote Backup.
Beberapa layanan tersebut meliputi Web Hosting, Cloud Hosting, WordPress Hosting, dan juga Mailspace.
“Oke fitur Remote Backup ada di layanan DomaiNesia, lalu bagaimana skema dan dimana lokasi hasil backup data pelanggan ? 🤔”
Nah, mengingat pentingnya data yang disimpan dalam hosting maka dengan adanya Fitur Remote Backup ini sebagai upaya untuk meminimalisasi resiko kehilangan data.
Tidak hanya itu, fitur Remote Backup ini juga memungkinkan pemulihan data (restore) lebih cepat bahkan jika terjadi insiden serius yang dapat mempengaruhi keseluruhan Data Center VPS.
Antara data asli dan backup pelanggan shared hosting DomaiNesia akan disimpan di Data Center yang berbeda. Sehingga tidak akan mempengaruhi kapasitas hosting yang digunakan oleh pelanggan.
Untuk dimana lokasi Data Center sebagai penyimpanan hasil backup, DomaiNesia memiliki 2 Data Center yaitu Data Center Cyber2 Jakarta dan Data Center MTEN Jakarta.
Sedangkan untuk skema penyimpanannya menerapkan sistem crossing diantara 2 Data Center tersebut. Misalnya data website kamu berada di Data Center Cyber2 Jakarta, maka hasil backup data website tersebut akan disimpan ke Data Center MTEN Jakarta. Begitu pula sebaliknya.
Seperti itulah cara kami mengelola hasil backup data dengan menyimpannya di Data Center yang berbeda. Karena antara penyimpanan data asli dengan data backup di lokasi yang berbeda, sehingga relatif data akan lebih aman dan dapat dipulihkan sewaktu-waktu apabila terjadi kerusakan data.
Remote Backup Adalah
Penjelasan yang pertama adalah pengertian remote backup. Terdapat 2 kata yaitu remote dan backup. Di awal telah dibahas sedikit mengenai backup data.
Sekarang apa itu remote? Remote adalah kegiatan mengakses sesuatu dari jarak jauh dengan tujuan tertentu. Sehingga remote backup adalah kegiatan menyalin data (backup) yang dilakukan dari jarak jauh.
Misalnya kamu menyimpan data di server yang ada di daerah A, kemudian kamu ingin melakukan backup data sebagai upaya meminimalisir kerugian apabila sewaktu- waktu terjadi hal- hal yang tidak diinginkan, maka kamu tidak perlu pergi jauh- jauh ke daerah A untuk mem-backup-nya.
Cukup lakukan remote backup dari tempat kamu saat ini asalkan ada koneksi internet. Mudah dan efektif bukan?
Remote backup tidak hanya berlaku ketika kamu ingin backup data pada server saja. Namun kamu juga bisa melakukan remote backup data antar komputer (komputer 1 ke komputer lain).
Cara Kerja Remote Backup
Remote backup memiliki cara kerja yang sama dengan remote server. Karena pada dasarnya data yang akan di backup adalah data yang ada di server atau komputer.
Ingat ya! Untuk melakukan remote backup ini yang harus diperhatikan adalah baik server maupun komputer harus dalam keadaan hidup atau menyala.
Saat kamu ingin melakukan backup dengan metode remote ke server bisa berupa VPS atau Cloud VPS, kamu bisa menggunakan akses SSH.
Sedangkan apabila kamu ingin melakukan remote backup yang ada di komputer maka kamu membutuhkan izin terlebih dahulu. Setelah kamu mendapatkan izin, barulah kamu bisa melakukan backup dengan cara remote komputer.
Bentuk perizinan untuk remote server tidak semua sama, karena saat melakukan remote antar komputer biasanya dengan perantara aplikasi. Bentuk perizinan dari aplikasi remote server bisa berupa nomor ID dan lainnya.
Mengapa Harus Melakukan Remote Backup?
Nah, apa saja sih alasannya mengapa harus melakukan remote backup? Berikut ini adalah alasan- alasan mengapa kamu harus melakukan remote backup:
Mengurangi Kerugian Kerusakan atau Serangan
Kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, untuk itu sebaiknya kamu memiliki strategi untuk mengurangi kerugian kerusakan atau serangan pada data.
Salah satunya dengan backup. Backup data dilakukan sebagai upaya mengurangi kerugian data baik akibat dari kerusakan sistem atau server hingga serangan injeksi dari hacker.
Tidak Mengeluarkan Biaya Besar
Buat kamu yang bekerja di dunia server seperti sysadmin yang harus menjaga kestabilan server, maka tidak asing dengan kondisi server down. Bagaimana jika server berada di negara lain? Untuk memperbaikinya mungkinkah harus terbang ke negara dimana menyimpan server? Tentu tidak.
Jika begitu maka akan membutuhkan biaya yang besar. Terlebih lagi tidak efektif waktu. Itulah kenapa kamu harus melakukan remote backup server.
Disaster Recovery Plan
Remote backup data adalah satu bagian dari Disaster Recovery Plan. Apabila ada bencana yang tidak terduga terjadi pada suatu server atau komputer, maka kamu telah memiliki backup data.
Kegiatan untuk memulihkan data adalah restore data. Untuk melakukan pemulihan data dari bencana, kamu bisa melakukannya secara remote.
Mudah dan Efektif
Sekarang ini hal- hal mudah dan efektif sangatlah dibutuhkan. Apalagi untuk proses backup data.
Karena backup data menjadi hal yang penting untuk mencegah apabila terjadi kejadian yang tidak diinginkan, maka backup dengan metode remote adalah pilihan yang tepat.
Ibaratnya kamu cukup mengakses pintu akses server atau komputer, kemudian kamu bisa melakukan backup dimana dan kapan saja.
Metode Backup: Manual VS Otomatis
Kamu bisa memilih metode yang digunakan ketika ingin melakukan backup remote. Ada 2 metode yang biasa digunakan oleh tim IT pada umumnya.
Pertama adalah backup remote dengan metode manual. Remote backup manual dilakukan dengan bantuan manusia. Jadi, apabila kamu ditugaskan untuk melakukan backup data, maka kamu harus berada di depan komputer atau laptop untuk mengoperasikannya.
Bagaimana cara kerjanya? Jadi untuk metode manual ini umumnya sudah ditentukan jadwal kapan kamu harus melakukan remote backup.
Tidak hanya jadwal kapan harus melakukan backup, namun juga ditentukan data saja yang akan di backup.
Kedua adalah metode backup otomatis. Tentunya berbeda dengan metode manual.
Untuk metode otomatis ini tidak membutuhkan bantuan manusia.
Jadi kamu tidak perlu repot harus di depan komputer selama berjam- jam. Kamu cukup menentukan di jam berapa akan dilakukan backup, maka secara otomatis sistem akan melakukan backup secara otomatis.
Baca Juga : Panduan Backup Otomatis di Softaculous
Dimana Hasil Backup Disimpan?
Setelah kamu mengetahui cara kerja dan metode backup secara remote, maka kamu bingung dimana harus menyimpan hasil backup data yang telah dilakukan.
Nah, terdapat 2 tempat yang bisa kamu gunakan sebagai tempat penyimpanan hasil backup yaitu internal atau eksternal. Apabila kamu menyimpan hasil backup di internal itu berarti kamu menyimpan hasil backup di penyimpanan lokal komputer.
Sedangkan apabila kamu menyimpan hasil backup di eksternal itu berarti kamu menyimpan hasil backup di server yang lain yang memang dirancang khusus sebagai tempat penyimpanan backup.
Baik internal maupun eksternal sebenarnya tidak masalah. Jadi kamu bisa memilih tempat penyimpanan hasil backup sesuai dengan keinginan.
Salah satu produk DomaiNesia, cloud hosting terbaik Indonesia, tentu sudah terdapat fitur Auto Backup.
Sehingga kamu tidak perlu takut apabila suatu saat terjadi hal-hal diluar jangkauan seperti kehilangan data. Melalui fitur Auto Backup ini, semua data yang ada di Cloud Hosting DomaiNesia akan terbackup secara otomatis dan teratur.
“Bagaimana Jika Server Backup Berada di Data Center yang Berbeda?”
Tentu bisa dan tidak masalah. Misalnya data yang akan di backup ada di server yang berlokasi di data center A dan hasil backup akan dikirim ke server yang berlokasi di data center B.
Caranya kamu bisa memulai dengan mengakses server backup (data center B) terlebih dahulu. Setelah itu dari server backup kamu bisa mengakses SSH agar bisa masuk ke dalam server tujuan.
Umumnya untuk akses server menggunakan SSH. Setelah berhasil masuk, maka kamu bisa melakukan backup data di server A dan menyimpannya di server B.
Yuk, Segera Backup Datamu!
Jadi bagaimana? Masih tidak peduli dengan data- data yang ada di server atau komputer? Sebaiknya mulai sekarang kamu bisa melakukan remote backup data.
Hal ini dilakukan sebagai upaya Disaster Recovery Plan. Karena kamu tidak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Apalagi dengan remote backup, maka kegiatan backup menjadi lebih mudah.
Dimanapun dan kapanpun asalkan ada internet kamu bisa melakukan backup.